Dolar Kian Perkasa, Rupiah Melemah Tipis

Penguatan nilai tukar dolar akhirnya kembali menekan rupiah dan membalikkan penguatan yang sempat terjadi usai pelantikan Jokowi

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 24 Okt 2014, 11:07 WIB
Pegawai Bank sedang menghitung dengan seksama mata uang dollar yang akan ditukarkan dengan rupiah, Jakarta, Kamis (23/10/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Penguatan nilai tukar rupiah usai pelantikan Jokowi sebagai presiden ternyata tak mampu bertahan lama. Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) akhirnya kembali menekan rupiah.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), Jumat (24/10/2014), menunjukkan nilai tukar rupiah terkoreksi 31 poin ke level 12.065 per dolar AS. Rupiah melanjutkan pelemahan dari perdagangan sebelumnya di level 12.034 per dolar AS.

Data valuta asing (valas) Bloomberg, mencatat nilai tukar rupiah melemah sangat tipis 0,06 persen ke level 12.070 per dolar AS pada perdagangan 10:04 waktu Jakarta. Sebelumnya, nilai tukar rupiah juga dibuka melemah di level 12.067 per dolar AS.

Tak melemah terlalu signifikan, nilai tukar rupiah masih berkutat di level 12.061 hingga 12.077 per dolar AS.

Ekonom dan Analis PT Bank Danamon Tbk Dian Ayu Yustina mengatakan, faktor eksternal kini justru menjadi perhatian para pelaku pasar. Pasalnya, AS menjadi satu-satunya negara yang laju perekonomiannya membaik di tengah-tengah perlambatan ekonomi global.

Kondisi tersebut membuat dolar menguat meski memang masih banyak ketidakpastian yang memicu volatilitas pada nilai tukarnya.

"Indonesia memang sangat tergantung pada portofolio inflow dan outflow yang notabene menggunakan mata uang dolar," terangnya saat berbincang dengan Liputan6.com.

Sejauh ini, para pelaku pasar juga masih menanti pengumuman Kabinet Jokowi yang masih rapat dirahasiakan.  Pemilihan menteri yang tepat diharapkan dapat mendorong naik nilai tukar rupiah.

"Jika para menteri yang diumumkan dianggap bersih dan memiliki kepemimpinan yang kuat, rupiah masih berpotensi keluar dari level Rp 12.000 per dolar AS," jelasnya. (Sis/Ndw)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya