Liputan6.com, Jakarta - Gayatri Wailissa si bocah ajaib berangkat ke Jakarta dari kampungnya di Ambon, Maluku untuk mengejar cita-cita sebagai diplomat. Namun di Ibukota itulah, dia mengembuskan napas terakhir pada usia belia, 19 tahun.
Semasa hidupnya, Gayatri dikenal sebagai bocah poliglot yang mahir berbicara berbagai bahasa. Tak kurang ada 14 bahasa yang dikuasai putri pasangan Deddy Darwis Wailissa, seorang perajin kaligrafi dan Nurul Idawaty itu.
Ketertarikan Gayatri pada bahasa dimulai sejak usia 7 tahun. Di tingkat SD saja sudah 6 bahasa dikuasainya secara otodidak.
Di antara bahasa-bahasa yang bisa ditaklukkan Gayatri, selain bahasa Indonesia, yakni bahasa Inggris, Italia, Spanyol, Belanda, Mandarin, Arab, dan Jerman. Lalu Prancis, Korea, Jepang, India, Rusia, dan bahasa Tagalog Filipina.
Kemampuan bahasa inilah yang mengantarnya ke Thailand menjadi Duta ASEAN (perhimpunan negara-negara Asia Tenggara) untuk anak tahun 2012. Sementara pada waktu luangnya, Gayatri gemar bermain biola, membaca puisi dan aktif berteater.
Beberapa hari sebelum kepergiannya, Gayatri sempat menuliskan kata-kata nasihat dalam akun Twitter-nya, @MissGayatriWLSS. "Tersenyumlah dalam situasi apapun, tanpa di sadari senyum itu yang akan menguatkan Anda," tulis Gayatri, seperti dikutip Liputan6.com, Jumat (24/10/2014).
Kicauan Gayatri itu ditulis pada 18 Oktober 2014. Itu adalah hari terakhir gadis asal Ambon, Maluku itu berkicau lewat akun Twitternya.
"Ada hari dimana kita harus berhenti sejenak, melihat ke belakang lalu bersyukur.#GW." tulis Gayatri dalam kicauan lainnya.
Advertisement