Kenangan Teman Kecil: Gayatri Dikucilkan, Jadi Kamus Berjalan

Teman kecil Gayatri, Mega mengaku, gadis poliglot itu sering kali dikucilkan dan dijahili teman sekelasnya saat di bangku sekolah.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 24 Okt 2014, 15:59 WIB
Gayatri Wailissa (@MissGayatriWLSS)

Liputan6.com, Jakarta - Kematian Gayatri Wailissa (19) mengagetkan banyak orang. Wanita dengan kemampuan mahir berbicara 14 bahasa itu meninggal karena dugaan sakit. Tentu kematian gadis poliglot atau mahir berbagai bahasa itu menyisakan banyak kenangan bagi keluarga, kerabat dan temannya.

Salah seorang teman kecil Gayatri, Mega mengaku kaget mendengar kabar kematian temannya itu. Dia tidak habis pikir karena Gayatri tidak pernah mengeluh sakit selama ini.

"Dia tidak pernah mengeluh sakit. Saya kaget banget tadi malam tahu dia meninggal. Saya bareng dia dari SMP," kata Mega di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2014).

Kenangan dengan Gayatri pun membayangi benaknya. Mega bercerita, sejak SMP, bakat Gayatri di bidang akademik sudah terlihat. Hal itu ditunjukkan dengan kemahiran Gayatri berbahasa Inggris.

"Dia suka pakai bahasa Inggris kalau ngomong. Cuma dia sering ngomong depan kaca sendiri. Ngelatih mimik dia. Kan dia ibaratnya kayak public speaker gitu," tutur Mega.

Semasa di Ambon, Mega selalu bertiga dengan Gayatri dan satu sahabat lainnya Tyas. Tapi, kemampuan Gayatri tidak seimbang dengan kehidupan sosial lingkungannya.

Mega mengaku, Gayatri sering kali dikucilkan dan dijahili teman sekelasnya. Bahkan, kursi Gayatri pernah disembunyikan sehingga dia terpaksa menarik kursi dari kelas lain.

"Dia itu waktu SMP kayak dikucilin. Jadi dia pernah tuh, sekali, kursinya nggak ada. Diilangin sama temen-temennya. Terus dia mau duduk nggak bisa. Akhirnya dia harus mutar ke kelas ngambil kursi, dia seret-seret," kenang Mega.

Pergaulan sekolah di Ambon pun tidak begitu mendukung Gayatri dan dirinya. Sebab, banyak teman-teman yang tergolong mampu secara ekonomi tidak mau bermain dengan Gayatri dan dirinya yang miskin.

"Dia itu cuma dimanfaatin. Dia sering dibilang kamus berjalan, kalkulator berjalan. Dia memotivasi saya. Dia yang selalu bilang, kita itu walaupun hidup dalam keterbelakangan, kita bisa mampu," pungkas Mega.

Sampai saat ini, belum diketahui penyebab pasti meninggalnya Gayatri. Pihak Rumah Sakit Abdi Waluyo belum memberikan keterangan apapun terkait kondisi Gayatri yang sebenarnya.

Semasa hidupnya, Gayatri dikenal sebagai bocah poliglot atau mahir berbagai bahasa. Tak kurang ada 14 bahasa yang dikuasai putri pasangan Deddy Darwis Wailissa, seorang perajin kaligrafi dan Nurul Idawati.

Ketertarikan Gayatri pada bahasa dimulai sejak usia 7 tahun. Saat SD, 6 bahasa sudah ia dikuasai secara otodidak. Di antara bahasa-bahasa yang bisa dikuasai gadis ajaib itu, selain bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Italia, Spanyol, Belanda, Mandarin, Arab, dan Jerman.

Gayatri juga mahir berbahasa asing lainnya, seperti Prancis, Korea, Jepang, India, Rusia, dan Bahasa Tagalog Filipina. (Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya