Liputan6.com, Jakarta Ia baru saja menampilkan Resort Collection bertema Criterion pada Bazaar Fashion Festival 2014, Rabu (23/10/2014) di Jakarta Convention Center. Sebanyak 12 busana dirancangnya dalam frame dongeng yang berkisah tentang perjalanan 12 gadis bersaudara dalam mengeksplorasi dunia.
Bagai alam dongeng di kepala Didi, setting white cube yang menjadi tempat fashion presentation itu menggambarkan suasana awan-awal di langit dengan sebuah balon udara di sudut ruangan. Jika Anda bingung dengan semua yang dibuatnya, maka cobalah untuk menoleh ke pagelaran busana Didi Budiardjo sebelum ini.
Advertisement
Merayakan 25 tahun bereksistensi di dunia fesyen Didi menyelenggarakan fashion show bertajuk Curiosity Cabinet pada Rabu, 1 Oktober 2014, bertempat di Grand Ballroom Hotel Mulia. Dreamy, itulah kata yang bisa menggambarkan fashion show itu, baik latarnya maupun beberapa rancangannya.
“Saya ingin menampung semua kenangan atau memori perjalanan saya selama ini dalam satu wadah. Wadah itulah Curiosity Cabinet,” tutur Didi kala diwawancara secara khusus oleh Liputan6.com pada Selasa (14/10/2014) di kediaman sekaligus butiknya yang beralamat di Jalan Bendi Besar No.20 Tanah Kusir.
Seperti yang dijelaskan Didi, Curiosity Cabinet adalah sebuah lemari pajang tempat memajang objek-objek yang menurut pemiliknya menarik, membawa kenangan, punya arti, spesial, ataupun unik. Salah satu inspirasi dari rancangan-rancangan di koleksi Curiosity Cabinet Didi Budiardjo ini adalah puisi `Cet Amour` karya Jacques Prevert. Puisi ini dilantunkan di area pintu masuk fashion show itu.
Menurut Didi, Puisi Jacques Prevert tentang cinta ini menggambarkan bahwa cinta tak hanya punya sisi indah. Cinta itu up and down, kadang baik dan kadang tak seperti yang diharapkan. Dalam satu baitnya, Jacques Prevert menulis `Dans la foret de la memoire` yang berarti `Dalam hutan kenangan`.
“Hutan kenangan dan cinta inilah yang saya tuangkan dalam fashion show tersebut,” jelas desainer yang menempuh pendidikan fesyen di Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo dan melanjutkannya di Atelier Fleuri Delaporte, Paris.
Makna 25 Tahun Berkecimpung di Dunia Fesyen
Makna Berkecimpung di Dunia Fesyen selama 25 Tahun
Disamping sebuah kabinet antik yang bagian atasnya terdapat 3 pajangan dan lukisan, serta disekitarnya terdapat rangkaian bunga, Didi Budiardjo secara rileks namun serius mengukapkan arti dari 25 tahun perjalanannya di dunia fesyen.
Katanya, “Buat saya, 25 tahun berkarya adalah sebuah perjalanan. Juga sebuah pencapaian, bahwa tidak setiap orang bisa merayakan 25 tahun berkarya dalam profesi yang sama. Bahwa ini juga merupakan anugrah, hadiah, dan peringatan bahwa saya harus tetap berkarya untuk terus maju.”
Adakah hal yang berubah dari figur fesyen Didi Budiardjo sejalan dengan 25 tahun perjalannya di dunia mode? Pria berkaca mata yang saat itu mengenakan atasan patchwork batik mengatakan bahwa sikapnya terhadap fesyen tetap sama. Ia masih punya spirit dan keingintahuan yang besar tentang fesyen.
Yang berbeda, akunya, adalah caranya dalam menganalisis fesyen. “Dulu untuk membuat satu koleksi, cara pandang yang digunakan masih sederhana, yakni hanya melihat adanya ide atau inspirasi. Hal itu kemudian berkembang bahwa selain ide diperlukan juga teknik yang tepat untuk mewujudkan ide itu. Serta berkembang pula cara pandang tentang bagaimana menguraikan ide suatu koleksi dan tetap menjadikannya sesuatu yang solid,” Didi berucap.
Sambungnya, “Dengan peningkatan kematangan seseorang, ia akan melihat fesyen sebagai sesuatu yang lebih kompleks dan melihatnya dari sisi-sisi secara lengkap”. Keutuhan pandangan Didi pada fesyen ini tampaknya mewujudnyata pada detil gelaran-gelaran busana yang ia selenggarakan.
Baik di fashion show Curiosity Cabinet maupun fashion presentation Criterion, para tamu mendapat detil konsep koleksi Didi dalam bentuk souvenir. Sebuah aksesori berupa kunci dengan maksud pembuka kabinet memori para tamu disediakannya di fashion show Curiosity Cabinet. Untuk fashion presentation Criterion, beberapa post card sebagai simbol sebuah perjalanan sebagai tema yang diangkatnya terselip pada amplop yang diberikan kepada para tamu.
Advertisement