Liputan6.com, Singapura Saat ini sudah ada teknologi baru yang dapat mendiagnosa sekaligus mengobati Atrial Fibrilasi (AF) atau gangguan ritme jantung, yaitu dengan teknologi tiga dimensi yang disebut dengan 3D Mapping System. Dengan teknologi canggih, para kardiologis (ahli jantung) dari Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, makin mudah melihat sumber kerusakan listrik jantung yang biasanya ada di sejumlah titik jantung dengan sangat tepat.
Ibaratnya, teknologi 3D Mapping System mampu memetakan sinyal-sinyal listrik jantung dalam tiga dimensi, sehingga mampu meningkatkan kesuksesan prosedur terapi, yaitu ablasi. Ablas merupakan tindakan untuk mengatasi gangguan irama jantung (aritmia) dengan menggunakan kateter yang dimasukkan ke dalam ruang dalam jantung, dan kateter dihubungkan dengan mesin khusus yang memberikan energi listrik untuk memutus (membakar) jalur konduksi tambahan ataupun fokus-fokus aritmia yang menyebabkan ketidaknormalan irama jantung.
Kardiologis Mount Elizabeth Hospital, Singapura, Dr Reginald Liew, MA, MBBS, PhF, FRCP, FESC, FACC, menyebutkan, sebenarnya teknologi 3D Mapping System sudah dikenal sejak 15 tahun lalu. Hanya saja, saat itu belum banyak bukti ilmiah jika teknologi ini memiliki manfaat luar biasa bagi pasien gangguan irama jantung.
"Dalam delapan tahun terakhir, sudah banyak studi yang menerangkan bahwa teknologi ini bermanfaat. Dan pada akhirnya, Mount Elizabeth Hospital menjadi salah satu rumah sakit yang menggunakan teknologi ini yang secara rutin digunakan mengobati pasien AF," kata Reginald Liew dalam Pre-ASM Cardio Symposium Mount Elizabeth Hospitals Annual Medical Seminar di Confrence Room Level 9 Mount Elizabeth Novena Hospital, Singapura, Jumat (24/10/2014)
Namun kendala yang dirasakan dari teknologi 3D Mapping System adalah masih minimnya tenaga ahli yang terlatih, dan harga yang cukup mahal.
Atrial Fibrilasi adalah bentuk umum dari aritmia, suatu kondisi gangguan jantung di mana kecepatan irama detak jantung mengalami gangguan, bisa terlalu cepat, terlalu lambat, atau irama jantung tidak beraturan.
Ada pun gejala dari AF adalah detak jantung yang terlalu cepat, napas yang pendek, mudah lelah atau nyeri dada. Tapi sebagian besar penderita AF tidak merasakan gejala apa pun. Selain itu, kejadian AF akan meningkay seiring bertambahnya usia, di mana rata-rata penderita AF berusia 65 tahun.
3D Mapping System Mudahkan Dokter Deteksi Gangguan Irama Jantung
Saat ini sudah ada teknologi baru yang dapat mendiagnosa sekaligus mengobati Atrial Fibrilasi yaitu 3D Mapping System
diperbarui 26 Okt 2014, 11:00 WIBSaat ini sudah ada teknologi baru yang dapat mendiagnosa sekaligus mengobati Atrial Fibrilasi yaitu 3D Mapping System
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hasil China Masters 2024: Adaptasi Jonatan Christie Belum Maksimal
Arti Bhinneka Adalah Keberagaman: Memahami Makna dan Penerapan Semboyan Bangsa
Cuaca Hari Ini Rabu 20 November 2024: Jakarta Pagi Hingga Malam Berawan Tebal
Memahami Frasa Benda Adalah Kunci Penguasaan Bahasa Indonesia
Kisah Pendiri Napster Sean Parker, Berawal dari Peretas hingga Jadi Miliarder
Berapa Harga Bitcoin di Akhir 2024? Intip Ramalan dari 5 Chatbot AI
20 November 1992: Kebakaran Besar Kastil Windsor yang Menelan Biaya Restorasi Rp802 M
Goldman Sachs Prediksi Indeks S&P 500 Bakal Sentuh 6.500 pada 2025
Sempat Tertekan Sebelum Hajar Arab Saudi, STY Balik Pede Timnas Indonesia Lolos Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia
3 Resep Cokelat Dubai, Buat Sendiri Camilan Viral di Rumah
Paradigma Childfree Bermula di Jawa, Peneliti Ungkap Alasan dan Faktor Pendorongnya
Aktivitas Wisata Seru yang Bisa Dilakukan di Danau Singkarak