Wanita Korban Pemerkosaan Dihukum Gantung di Iran, Dunia Geram

Reyhaneh yang kala itu hendak diperkosa menusuk Morteza -- yang merupakan mantan anggota intelijen Iran.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 26 Okt 2014, 07:00 WIB
Reyhaneh yang kala itu hendak diperkosa menusuk Morteza -- yang merupakan mantan anggota intelijen Iran.

Liputan6.com, Teheran - Setelah sempat menunda beberapa kali, Pengadilan Iran pada akhirnya mengeksekusi gantung terhadap Reyhaneh Jabbari, wanita yang dinyatakan bersalah telah membunuh pelaku pemerkosaan, Morteza Abdolali Sarbandi.

Reyhaneh yang kala itu hendak diperkosa menusuk Morteza -- yang merupakan mantan anggota intelijen Iran -- hingga tewas.

Eksekusi gantung untuk perempuan korban pemerkosaan tersebut menuai kecaman dari kalangan internasional. Badan Hak Asasi Manusia, Amnesty International menegaskan hukuman tersebut sangat mengecewakan semua orang, terutama bagi mereka yang menjunjung tinggi rasa kemanusiaan.

"Sangat tragis, ini kasus yang luar biasa. Iran sekali lagi telah memaksakan hukuman mati tanpa mempertimbangkan keadilan," ujar Wakil Ketua Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Hassiba Hadj Sahraoui, seperti dimuat BBC, Minggu (26/10/2014).

"Ini noda berdarah lainnya bagi hak asasi manusia di Irak," imbuh dia.

Dalam pembelaannya, Reyhaneh mengatakan ada orang lain di rumah Morteza, yang menurut si terdakwa, juga bertanggung jawab atas tewasnya korban. Namun kabarnya ucapan itu belum diselidiki secara mendalam.

Amnesty International menegaskan, Iran seharusnya mempertimbangkan pembelaan Reyhaneh tersebut, bahwa mungkin ada orang lain yang juga membunuh Morteza.

Kecaman juga datang dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Amerika Serikat. Juga Kemenlu Inggris. Pejabat Kemenlu Inggris Tobias Ellwood MP meminta Iran untuk menghapus hukuman mati.

"PBB menilai hukuman yang diputuskan itu sangat mengancam HAM. Saya desak Iran untuk mencabut eksekusi seperti itu," ujar Tobias.


Kronologi

Kasus pemerkosaan yang berujung pembunuhan itu bermula saat Rayhaneh dan Morteza bertemu di sebuah kedai kopi. Keduanya pun berkenalan. Saat itu, Rayhaneh yang merupakan desainer interior rumah diminta Morteza untuk merenovasi rumahnya. Mereka pun berencana bertemu kembali.

Pada hari yang telah ditentukan, Morteze menjemput Rayhaneh kemudian menuju lokasi yang wanita itu kira sebagai kantor si anggota intel. Namun ternyata Morteze membawa Rayhaneh ke rumahnya.

Setibanya, Morteze disebutkan mulai menutup dan mengunci rapat rumahnya kemudian mencoba melakukan pelecehan dan kekerasan seksual kepada Rayhaneh. Pria itu mencoba memperkosanya.

Rayhaneh pun tak tinggal diam. Dia melawan dan terus memberontak serangan Morteze. Keduanya terlibat perkelahian sengit hingga akhirnya wanita itu menusuk si pria hingga tewas.

Perempuan yang nyaris jadi korban pemerkosaan itu ditangkap beberapa hari kemudian. Dia kemudian diadili dan dinyatakan bersalah telah membunuh si pria.

Wanita yang kini berumur 26 tahun itu dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Teheran pada 2009 dan putusan eksekusinya kemudian dikuatkan oleh Mahkamah Agung Iran.

Eksekusi gantung sedianya dilaksanakan pada April 2014 lalu, namun kemudian ditunda oleh pemerintah, dan dilakukan pada 30 September ini. Namun ditunda lagi, dan dilakukan pada Sabtu 25 Oktober.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya