Liputan6.com, Jakarta - Para ahli di Kaspersky Lab dilaporkan telah menemukan sebuah email penipuan dari seorang wanita Liberia kaya yang sedang sekarat dikarenakan virus Ebola.
Email dari wanita ini bercerita mengenai anak-anak wanita tersebut yang meninggal akibat virus Ebola dan mengenai pusat medis lokal yang menolak untuk membantunya.
Advertisement
Ia bersedia menyumbangkan lebih dari US$1,5 juta kepada penerima email yang bersedia untuk mentransfer uang kepada badan amal yang sesuai.
Ada juga yang menulis email penipuan lain dengan memperkenalkan dirinya sebagai karyawan dari World Health Organization (WHO) dan mencoba sebuah taktik yang tidak biasa untuk menarik perhatian.
Pada isi email tertulis, penerima email diundang ke sebuah konferensi yang membahas tentang Ebola bersama dengan masalah medis lainnya. Penerima email juga ditawari pekerjaan dengan gaji sebesar 350.000 Euro per tahun serta mendapatkan komplementer mobil jika bersedia mengambil posisi sebagai wakil Inggris di WHO.
"Spammer secara rutin mencoba untuk mengeksploitasi berita dan isu yang sedang ramai diberitakan. Scammers jarang melewatkan kesempatan untuk menggunakan isu yang sedang hangat ini untuk menarik perhatian netizen dan meyakinkan mereka bahwa email penipuan tersebut adalah benar," kata Tatyana Shcherbakova, Senior Spam Analyst di Kaspersky Lab melalui keterangan resminya, Minggu (26/10/2014).
Lebih lanjut, Shcherbakova menuturkan bahwa pemberitaan pertama tentang Ebola muncul pada bulan Juli 2014. Maka tak heran jika mulai terlihat email penipuan massal terkait Ebola.
Di antara email yang tidak biasa, tim Kaspersky Lab juga melihat email penipuan yang menargetkan para kolektor. Pengguna internet berbahasa Inggris ditawarkan buku gratis mengenai medali Inggris dari Perang Dunia Pertama.
Email penipuan dengan penawaran menarik ini konon berasal dari SSAFA, sebuah badan amal yang dibuat untuk membantu veteran perang Inggris dan keluarga mereka.