Jadi Menko Maritim, Ini Tugas Terberat Indroyono Soesilo

Pengalaman panjang Indroyono di birokrasi dan kelautan harus menjadi modal besar untuk menyinergikan Kementerian di bawah Kemenko Maritim

oleh Septian Deny diperbarui 27 Okt 2014, 09:30 WIB
Indroyono Soesilo (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan susunan menteri dalam kabinetnya pada Minggu, 26 Oktober 2014. Salah satu nama yang mengisi jabatan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Maritim yaitu Indroyono Soesilo.

Ketua Dewan Pembina Kesatuan Nelayan Tradisonal Indonesia (KNTI) Riza Damanik mengatakan, pengalaman panjang Indroyono di birokrasi dan kelautan harus menjadi modal besar untuk menyinergikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Kami berharap proses sinergi ini tidak justru saling meniadakan, tapi harus saling memperkuat. ESDM bukan untuk perluas tambang yang merusak laut dan mengusir nelayan, tetapi dalam rangka menemukan energi terbarukan yang bersumber dari pasang surut, arus laut, angin, maupun matahari," ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Senin (27/10/2014).

Begitu juga Kemenpar, menurut dia, kementerian tersebut harus dapat bersinergi dengan kegiatan nelayan tradisional dan masyarakat lokal sehingga wisata laut tidak lagi hanya dikuasai oleh pihak asing.

"Perhubungan di bawah Menko Maritim harus mampu mempercepat konektivitas logistik nasional. KKP dalam status hari ini tugasnya menjadi lebih khusus untuk pengelolaan pulau kecil dan peningkatan kesejahteraan nelayan dan diversifikasi pangan kelautan," lanjutnya.

Selain itu, sebagai kementerian yang baru, Kemenko Maritim harus siap berlari cepat sesuai dengan keinginan dari Presiden Jokowi. Oleh sebab itu, segala kelengkapan kementerian juga harus disiapkan dengan sebaik-baiknya.

"Sebagai lembaga baru, Kemenko Maritim harus memiliki struktur kelembagaan yang simpel, kepemimpinan yang kuat, dan prioritas program yang membumi," tandasnya.


Siapakah Indroyono Soesilo?

Pria kelahiran 27 Maret 1955 saat ini menjabat sebagai salah satu petinggi di organisasi berkelas internasional. Dia menjabat sebagai Direktur Sumberdaya Perikanan dan Aquakultur Organisasi Pangan Dunia atau Food and Agricultural Organization (FAO) bermarkas di Roma, Italia.


Melihat latar belakang pendidikannya, Indroyono mendapatkan gelar Sarjana (S1) di Institusi Teknologi Bandung (ITB), lalu Pasca Sarjana (S2) di Universitas Michigan Amerika Serikat. Dia mendapatkan gelar Doktoralnya (S3) di Universitas Lowa Amerika Serikat.

Dalam perjalanan karirnya, dia pernah menjabat sebagai pegawai BPPT pada tahun 1987. Kemudian Sub Direktorat Teknologi SDA (TISDA) Matra Dirgantara BPPT tahun 1995-1997, Dirjen Penyerasian Riset dan Eksplorasi Laut Departemen Kelautan dan Perikanan tahun 1999, Sekretaris Menteri Koordinator dan Kesejahteraan Rakyat tahun 2008-2011.

Soal kemaritiman, dalam wawancara khusus Liputan6.com dia mengaku mencetuskan konsep ekonomi biru dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kata dia, konsep ini merupakan pengembangan dari konsep ekonomi hijau.

"Konsepnya masyarakat sebuah negara bisa mengembangkan perekonomian dengan bersahabat dan melestarikan potensi kelautannya," tuturnya.

Menurutnya, sebagian negara memiliki potensi kelautan yang besar. Seperti halnya dengan Indonesia jumlah spesies ikan mencapai 8.000 jenis dengan terumbu karang mencapai 9.000 jenis.

Dia mengatakan potensi tersebut bisa dikembangkan secara keekonomian tanpa meninggalkan prinsip pelestarian alam. Dia mencontohkan seperti yang dilakukan pemerintah mengembangkan Indonesi bagian timur. Dengan begitu bisa meningkatkan potensi dari pariwisata dan memperkenalkan potensi hasil olahan lautnya.

"Saat ini mereka sedang mengembangkan Sail Komodo," tukasnya. (Dny/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya