Liputan6.com, Pekanbaru - Sebanyak 5 tersangka yang diduga terlibat atas pengedaran ganja ditangkap Badan Narkotika Nasional (BNN). Mereka diduga bertanggung jawab atas ditemukannya ganja di dalam truk di Riau.
3 tersangka di antaranya merupakan warga Aceh yang ditangkap di Jalan Kandis, KM 53, Riau. Mereka yakni M Jamil (32), Muhalil (25) dan Syafrizal (20). Sementara 2 tersangka lainnya adalah Arifin Ibrahim alias Bang Pin (47) yang dibekuk di Bandung dan Budiman alias Ade Cadel (45) yang dicokok di Jakarta.
Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar mengatakan, jaringan peredar ganja ini merupakan yang terbesar di Indonesia yang berhasil diungkap pihaknya, di mana ganja yang diangkut seberat 8 ton.
"Kali ini yang terbesar yang diungkapkan oleh BNN di Indonesia," ujar Anang di Pekanbaru, Minggu 26 Oktober 2014.
Dia menjelaskan, ganja tersebut dibawa para tersangka dari Aceh dengan memakai truk berwarna biru kuning berpelat nomor B 9396 AH. Daun haram itu dibungkus denga 186 karung goni.
"Ganja tersebut rencananya akan dibawa ke Jakarta dengan tujuan akhir Sukabumi, Jawa Barat," kata Anang.
Salah satu tersangka, Bang Pin sebelumnya berhasil mengangkut 7 ton ganja dengan modus serupa. Menurut pengakuan Bang Pin, sebagian ganja tersebut merupakan pesanan seseorang dan sisanya akan diedarkan oleh Ade. Jika pengiriman tersebut berhasil, Bang Pin akan mendapat upah seberat 1,2 ton berupa daun ganja atau sekitar Rp 1,2 miliar.
"Sementara sang sopir truk (M Jamil) dan rekannya (Muhalil dan Syafrizal) oleh Bang Pin akan dijanjikan upah sebesar Rp 120 juta, sebelumnya sopir diberi uang jalan oleh Bang Pin sebesar Rp 10 juta," jelas Anang.
Anang menambahkan, ketiga tersangka tersebut beserta barang bukti 186 karung besar ganja akan dibawa ke Jakarta. "Saat ini tersangka dan barang bukti masih ditahan di BNNP Riau, dan akan segera dibawa ke Jakarta guna menjalankan Proses penyidikan lebih lanjut," katanya.
Atas perbuatanya, para tersangka terancam Pasal 111 ayat 2 dan Pasal 114 ayat 2 jo Pasal 132 Undang-Undang 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati untuk menimbulkan efek jera. "Kita akan jerat mereka dengan pasal optimal. Semoga saja hukumannya mati," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Anang mengatakan, jika ganja kering tersebut tidak tertangkap dan berhasil tersebar, diperkirakan akan bisa membuat 8 juta orang menjadi pencandu narkoba.
"Kalau satu orang mengkonsumsi satu ons ganja, maka akan ada 8 juta orang bisa rusak jiwanya karena barang haram ini," katanya. "Mudah-mudahan dengan adanya penangkapan 8 ton ganja kering yang merupakan penangkapan BNN yang paling terbesar ini akan mengurangi peredaran narkoba di masyarakat."
Jaringan Narkoba Terbesar di Indonesia yang Diungkap BNN
Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar mengatakan, jaringan peredar ganja ini merupakan yang terbesar di Indonesia yang berhasil diungkap.
diperbarui 27 Okt 2014, 07:22 WIBIlustrasi Ganja (Liputan6.com)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hasil Liga Champions: Sempat Unggul 3-0, Manchester City Gagal Menang Lagi
Tips Tinggi Badan Usia 13: Panduan Lengkap Meningkatkan Pertumbuhan
Pilkada 2024 Digelar Hari Ini, BPBD Lakukan Rekayasa Cuaca Demi Kelancaran Pilgub Jakarta
Frustrasi Lihat Performa Pemain, Ruben Amorim Kirim Pesan Khusus pada Petinggi Manchester United
Paspampres Prabowo Bergaya Mirip Thomas Shelby Saat di Inggris Tuai Pujian dan Singgung Peran Didit Hediprasetyo
Fakta Unik Pura Jati Segara, Tempat Suci Umat Hindu di Bali
Mengenal Okultasi Bulan dan Spica 27 November 2024
Bawa Manchester United Raih 7 Gelar, Sosok Ini Sarankan Amorim Lakukan Dua Perubahan
Ketika Gus Miek dan Gus Dur Resah Masa Depan NU, Kisah Pertemuan Dua Wali
OC Kaligis Diperiksa, Sebut Pengacara Ronald Tannur Terkenal Urus Perkara
KAI Daop 9 Jember Pastikan Pilkada 2024 Tidak Ganggu Operasional Kereta Api
Ini Kunci Mendapat Kemuliaan dan Rezeki Lancar Tak Terduga Menurut Syekh Ali Jaber