Liputan6.com, Ottawa - Fakta mengejutkan terungkap di balik insiden penembakan di Gedung Parlemen Kanada. Pelaku penembakan, Michael Zehaf-Bibeau diketahui membuat sebuah video sebelum melancarkan aksinya.
Polisi Kanada menyatakan pikiran Zehaf-Bibeau telah diselimuti ideologi radikal serta motif politik. Namun pernyataan tersebut sangat bertentangan dengan klaim dari ibundanya, Susan Bibeau.
Sang ibu menduga jiwa putranya itu tengah terguncang. Yang diyakini menjadi penyebab Bibeau sangat ingin mati.
Advertisement
Selain itu, Susan meyakini anaknya tidak pernah bergabung dengan kelompok radikal di Suriah. Zehaf hanya melakukan perjalanan ke Arab Saudi demi memperdalam ilmu agama.
Namun, pertanyaan dari sang ibu, sama sekali tidak diindahkan Kepolisian Kanada. Dari keterangan Komisaris Kepolisian Kanada (RCMP), Bob Paulson aksi dari Zehaf-Bibeau bisa dikategorikan sebagai serangan teroris.
"RCMP telah melakukan penelitian dan analisis terhadap video ini untuk mengumpulkan sejumlah bukti," sebut Paulson seperti dikutip dari Japan Today, Senin (27/10/2014).
Paulson juga memercayai video yang tengah diinvestigasi tersebut menunjukkan bahwa pelaku sudah mempersiapkan serangan secara matang.
Zehaf-Bibeau merupakan pelaku dan otak dari penyerangan di Parlemen Kanada. Akibat serangan tersebut, sejumlah tentara Kanada menjadi korban jiwa.
Akibat kejadian ini, Zehaf-Bibeau pun menerima konsekuensinya. Ia ditembak mati ketika sedang melancarkan aksi penembakan keji tersebut.
Sejumlah tembakan dilepaskan di Tugu Memorial Perang Nasional dan di dalam Gedung Parlemen Kanada di Ottawa pada 23 Oktober waktu setempat. Dalam insiden itu, seorang tentara yang berjaga tewas. (Ans)