Liputan6.com, Jakarta - Kompleks Istana Kepresidenan tampil beda pada Senin pagi, 27 Oktober 2014. Kompleks yang biasanya sepi dan baru terlihat ramai jika ada acara pelantikan pejabat di Istana Negara, lebih terasa meriah dan berwarna.
Sejumlah kendaraan operasional media elektronik berukuran besar terlihat diparkir di halaman belakang Istana Negara yang menghadap ke Jalan Veteran, Jakarta Pusat. Puluhan wartawan juga berkumpul di depan pintu yang menjadi akses masuk Istana Negara.
Sementara sejumlah kendaraan yang sudah melewati pemeriksaan staf pengamanan Istana terlihat datang silih berganti di pelataran parkir Istana Negara. Wajah-wajah ceria pun bermunculan dari dalam mobil. Calon menteri dan pasangannya yang mengenakan kemeja atau kebaya batik nampak terburu-buru memasuki Istana Negara.
Berbeda dengan saat pengumuman nama-nama menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK sehari sebelumnya di halaman belakang Istana Merdeka, pada saat pelantikan di Istana Negara para menteri tak lagi hadir sendirian. Sebanyak 34 menteri dan 2 wakil menteri masing-masing hadir dengan pasangannya, istri atau suami.
Seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil. Pria kelahiran Aceh 61 tahun lalu ini datang ke tempat pelantikan bersama istrinya, Ratna Megawangi. "Ini istri saya," ujar Sofyan memperkenalkan istrinya ke awak media saat tiba di Istana Negara.
Mengenakan kemeja batik lengan panjang cokelat, Sofyan yang pernah menjadi menteri pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini melontarkan candaan kepada awak media. "Ini batik lama, stok lama. Seperti saya, produk lama. Nanti kita bikin konpers (Konferensi pers)," kata Sofyan sambil tersenyum.
Selain Sofyan, terlihat Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin datang membawa istri dan anaknya. Namun, kader PPP yang kembali terpilih menjadi Menteri Agama ini belum memberikan komentar apa pun terkait pelantikannya hari ini. "Nanti ya," kata Lukman.
Hari ini memang terbilang istimewa. Setelah lama menanti, publik akhirnya menyaksikan menteri pilihan Jokowi dilantik dan mengucapkan sumpah untuk bekerja bagi rakyat. Sehari sebelumnya, saat pengumuman nama-nama menteri, sambutan publik cukup positif.
Tak heran pula bila kemudian tanggapan yang muncul di media sosial pun rata-rata bernada positif dan menunggu aksi dan kerja menteri Jokowi. Bahkan, hingga Senin jelang pelantikan menteri, hashtag (tagar) #KabinetKerja masih menjadi trending topic di Twitter.
Suasana pelantikan menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK juga tampak berbeda dibandingkan pelantikan menteri di era pemerintahan sebelumnya.
Pada masa pemerintahan sebelumnya, para menteri laki-laki umumnya mengenakan jas hitam dan dasi saat pelantikan. Sedangkan para menteri perempuan dan juga para istri menteri mengenakan kebaya dan bersanggul.
Namun jas, dasi, dan kebaya hampir tak terlihat dalam pelantikan menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK. Dari 8 menteri perempuan di Kabinet Kerja, hanya terlihat 1 orang yang terlihat mengenakan kebaya dan bersanggul.
Para menteri kompak menggunakan kemeja batik dengan dasar warna cokelat. Untuk menteri perempuan, semuanya juga mengenakan batik dan dengan tatanan rambut biasa seperti yang terlihat sehari-hari.
Bahkan mantan presiden Megawati Soekarnoputri yang selalu terlihat mengenakan kebaya, selendang, dan bersanggul saat menghadiri acara resmi di Istana Kepresidenan, pada pelantikan kali ini mengenakan batik cokelat dengan tatanan rambut seperti seperti sehari-hari.
Menurut politisi PKB Marwan Jafar, perintah untuk mengenakan batik datang langsung dari Presiden Jokowi kepada seluruh menteri yang akan dilantik.
"Memang diminta pakai batik, diminta warna dasarnya cokelat," kata Marwan yang ditunjuk menjadi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Tak hanya para menteri yang mengenakan batik, Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla juga mengenakan batik dengan warna dasar cokelat. Tamu-tamu kehormatan seperti ketua MPR dan pimpinan DPR lainnya juga mengenakan kemeja batik.
Sesuai dengan semangat untuk segera bekerja seperti selalu ditekankan oleh Jokowi, para menteri yang berdiri rapi di tengah ruangan Istana Negara dengan lantang mengucapkan sumpah. Lafal sumpah yang dibacakan Presiden Jokowi diikuti para menterinya.
Saya bersumpah, bahwa saya, untuk diangkat pada jabatan ini, langsung atau tidak langsung, dengan nama atau dalih apa pun, tiada memberikan atau menjanjikan, ataupun akan memberikan sesuatu kepada siapa pun juga.
Saya bersumpah, bahwa saya, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatan ini, tiada sekali-kali menerima dari siapa pun juga, langsung ataupun tidak langsung, sesuatu janji atau pemberian
Saya bersumpah, bahwa saya, setia kepada UUD Negara Republik Indonesia19945 dan akan memelihara segala undang-undang dan peraturan yang berlaku bagi negara Republik Indonesia.
Bahwa saya, dengan sekuat tenaga akan mengusahakan kesejahteraan Republik Indonesia,
Bahwa saya akan setia pada nusa dan bangsa dan akan memenuhi segala kewajiban yang ditanggungkan kepada saya oleh jabatan ini.
Bahwa saya akan menjalankan tugas dan kewajiban dengan penuh rasa tanggung jawab kepada bangsa dan negara.
Tak mau menunggu lagi, usai acara pelantikan dan santap siang, Pesiden Jokowi langsung menggelar sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden. Dalam sidang perdana yang dihadiri seluruh menterinya, Jokowi meminta mereka untuk segera menunjukkan kinerja yang dapat langsung dirasakan oleh rakyat.
"Pertama, kami berikan penekanan bahwa rakyat sekarang sedang menunggu hasil kerja kita. Kita harus bekerja untuk rakyat sejak hari ini," ujar Jokowi di depan para menteri.
"Yang sebelumnya vitaminnya tidak sampai ke rakyat, identifikasi agar vitaminnya bisa sampai ke rakyat," imbau dia.
Khusus bagi kementerian-kementerian yang tidak mengalami perubahan, tidak digabung dan dipisah, maupun diganti nama, Jokowi mengingatkan untuk langsung bekerja pada hari ini juga.
"Bagi kementerian yang tidak berubah, langsung tancap gas, tidak usah tunggu apa-apa lagi," ujar dia.
Kementerian yang tak mengalami perubahan itu di antaranya Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, serta Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Sementara itu, bagi kementerian yang baru, Jokowi meminta para menterinya untuk berkoordinasi dengan kementerian koordinator di atasnya serta Kementerian Sekretariat Negara, juga Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
"Tugas kita semua menjalankan visi dan misi presiden. Tidak ada lagi visi-misi menteri, yang ada program operasional menteri. Kita harus bekerja garis lurus yang akan saya sampaikan. Ego sektoral hentikan. Dan kita harus semua tradisi baru, lintas sektor, lintas kementerian. Tidak ada yang bisa dilakukan sendiri," tandas Jokowi.
Tak hanya itu, sidang kabinet perdana ini juga juga membahas ancaman krisis energi. Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, situasi energi Indonesia akan mengalami krisis jika saat ini tidak ditangani dengan hati-hati.
"Dalam Sidang Kabinet tadi dibahas satu situasi di mana sebetulnya energi kita memasuki era suasana yang kalau tidak ditangani hati-hati maka memasuki masa krisis," kata Sudirman di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.
Terkait itu, Sudirman mengaku sedang mengidentifikasi permasalahan yang menjadi sumbatan di sektor ESDM di Indonesia.
"Pertama mengatasi sumbatan-sumbatan. Kedua aspek perizinan dikaji yang menghambat pemerintah akan bangun one stop service perizinan," tutur dia.
Namun, dalam pertemuan pejabat kementerian tersebut tidak membahas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Yang dibahas hanya Kabinet Kerja adalah metode untuk mempercepat pelayanan ke masyarakat seperti Kartu Sehat, Kartu Pintar dan pembangunan irigasi.
"Siang tadi tidak ada pembahasan rencana mengalihkan subsidi BBM, yang dibahas bagaimana dalam waktu sesingkatnya menggelontorkan manfaat untuk masyarakat," pungkas dia.
Dengan semangat Kabinet Kerja yang terlihat tinggi tersebut, bolehlah publik berharap kabinet bentukan Jokowi ini bisa memperlihatkan hasil nyata dalam waktu dekat. Jokowi dan para pembantunya memang harus menjawab semua harap dan asa yang sudah ditanam publik sejak masa kampanye Pilpres 2014 dengan segera. (Ans)
Advertisement