Djohar Nilai Sepakbola Gajah PSS vs PSIS Rusak Sportivitas

Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin, menilai pertandingan "sepakbola gajah" membuat semangat pejuang PSSI ternoda.

oleh Yanuar H diperbarui 28 Okt 2014, 22:05 WIB
Djohar Arifin mengatakan jika bantuan FIFA itu sangat dimungkinkan karena suasana pesepakbolaan di Indonesia semakin kondusif (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin, mengaku kecewa dengan adanya pertandingan "sepakbola gajah" antara PSS Sleman dan PSIS Semarang, Minggu 26 Oktober lalu. Menurut Djohar, kejadian ini sangat membuatnya kecewa karena terjadi di tempat lahirnya PSSI. Peristiwa memalukan itu juga membuat semangat pejuang PSSI ternoda dengan pertandingan itu.

" Saya kecewa peristiwa itu karena terjadi di tempat lahirnya PSSI. Jadi semangat pejuang PSSI itu ternoda dengan ini," ujar Djohar saat menghadiri Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Pelataran Candi Prambanan Selasa (28/10/2014).

Djohar menyebut sepakbola adalah olahraga yang menjunjung tinggi sportivitas. Itu terlihat ketika bendera fair play yang selalu dibentangkan sesaat sebelum pertandingan sepakbola dimulai. Bendera ini sebagai simbol sportifitas menjadi ciri khas sepakbola.

"Sepakbola adalah permainan sportif menjunjung tinggi suportivitas. Kita selalu buka dengan bendera fair play sebelum pertandingan agar seluruh pemain wasit pelatih penonton agar semua fair play. Bendera itu tidak ecek-ecek lho. Dalam pasal fair play disebutkan dalam pertandingan sepakbola adalah mencari kemenangan dengan cara sportif," ujarnya.

Djohar  menyebut fair play harus dijunjung para pemain dan pelatih yang ada di lapangan. Terkait strategi tim yang menghindari lawan tertentu pada saat laga selanjutnya memang merupakan bentuk strategi. Tim bisa menggunakan WO dalam strategi pertandingan. Namun "sepakbola gajah" dinilainya sebagai perusak sportifitas. "Itu kan strategi ya, tapi itu merusak sportivitas," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya