Pelemahan Dolar AS Picu Kenaikan Harga Minyak

Minyak mentah jenis Light Sweet untuk mengiriman Desember naik 42 sen atau 0,5 persen menjadi US$ 81,42 per barel.

oleh Arthur Gideon diperbarui 29 Okt 2014, 06:40 WIB
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, New York - Harga minyak naik tipis pada Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) karena penurunan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Wall Street Journal, Rabu (29/10/2014), minyak mentah jenis Light Sweet untuk mengiriman Desember naik 42 sen atau 0,5 persen menjadi US$ 81,42 per barel di New York Mercantile Exchange. Kontrak minyak Brent untuk global meningkat 20 sen atau 0,2 persen ke level US$ 86,03 per barel di ICE Future Europe.

Nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang utama lain tergelincir pada Selasa, dengan Indeks dolar merayap turun 0,1 persen. Penurunan dolar ini membuat harga minyak lebih murah untuk mereka yang membelinya dengan mata uang selain dolar.

Indeks kepercayaan konsumen Amerika mencatatkan kenaikan yang lebih besar dari perkiraan. Namun, Departemen Perdagangan Amerika mengumumkan bahwa pesanan barang tahan lama mengalami penurunan pada September kemarin.

Dua data tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat masih cukup bagus sehingga menepis anggapan bahwa sudah terjadi penurunan.

Analis mengatakan bahwa saat ini pasar sedang fokus kepada rapat Bank Sentral Amerika atau The Federal Reserve (The Fed). Dalam rapat tersebut The Fed akan melihat apakah akan terus melanjutkan program pengurangan stimulus dan segera menaikkan suku bunga.

Selain itu, pelaku pasar juga akan melihat data-data mengenai persediaan minyak mentah di Amerika. Dalam konsensus analis yang disurvei oleh Wall Street Journal, stok minyak diperkirakan akan mengalami kenaikan 3,1 juta barel. (Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya