Liputan6.com, Jakarta - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mencatat pendapatan usaha menjadi US$ 552 juta sepanjang kuartal III 2014, atau turun 9,1 persen dari periode yang sama tahun lalu US$ 613 juta. Penurunan harga minyak di pasar internasional telah menekan kinerja keuangan perusahaan energi milik keluarga Panigoro tersebut.
Rata-rata harga jual minyak bumi perseroan sepanjang kuartal III 2014 sekitar US$ 106,3 per barel, turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu US$ 108,5 per barel. Sementara harga rata-rata gas US$ 5,6 per juta british thermal unit (mmbtu) naik 9 persen, dari US$ 5,1 permbtu pada 2013.
Advertisement
Kenaikan harga gas tak lepas dari keberhasilan Perseroan melakukan renegosiasi kontrak penjualan gas. Hingga akhir September 2014, Medco telah mengeruk minyak dan gas (migas) sebesar 41 juta barel setara minyak.
"Sektor Eksplorasi & Produksi migas berkontribusi 94 persen dari total penjualan" kata Direktur Utama dan CEO MedcoEnergi, Lukman Mahfoedz di Jakarta, Rabu (29/10/2014).
Sepanjang kuartal III 2014, Medco membukukan laba kotor sebesar US$ 199 juta dan pendapatan operasi sebesar US$ 138 juta. Perseroan berhasil menurunkan biaya operasi sebesar 10 persen dari US$ 68 juta pada kuartal III 2013 menjadi US$ 61 juta serta mencatat EBITDA (Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) sebesar US$ 215 juta.
"Adapun laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (laba bersih dari operasi yang dilanjutkan sebesar US$ 9,5 juta, relatif stabil dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," ungkapnya.
Temuan Migas
Sepanjang kuartal III 2014, Medco telah melakukan kegiatan eksplorasi dengan menemukan cadangan migas baru pada Sumur Hijau-2, Blok South Sumatera, Indonesia dan Sumur P2 dan O2, Area 47, Libya.
Medcoi juga menyelesaikan akuisisi 100 persen saham Storm Ventures International (Barbados) Ltd. dengan Chinook Energy, Inc. untuk kepemilikan hak partisipasi di delapan wilayah kerja E&P Migas di Tunisia.
Tak hanya itu, perseroan menunjukkan komitmennya untuk terus mengembangkan pasar gas domestik dengan menandatangani dua Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan PT PLN Persero dan PT MEPPOGEN.
"Pasokan gas tersebut akan digunakan untuk kebutuhan pembangkitan listrik di wilayah Kalimantan Utara dan Sumatera Selatan," jelas Lukman. (Ndw)