Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk mencatatkan pertumbuhan kinerja single digit hingga September 2014. Harga batu bara turun dan kompetisi bisnis otomotif mempengaruhi kinerja berkapitalisasi saham terbesar di pasar modal Indonesia ini.
Perseroan mencatatkan laba bersih naik sekitar 8 persen menjadi Rp 14,49 triliun hingga kuartal III 2014 dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 13,46 triliun. Kenaikan laba bersih ini diikuti kenaikan pendapatan bersih sebesar 6 persen menjadi Rp 150,58 triliun hingga kuartal III 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 141,84 triliun. Melihat kinerja itu laba bersih per saham naik 8 persen menjadi 358 pada kuartal III 2014 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 333.
Advertisement
"Kinerja grup Astra secara umum cukup memuaskan, meski pun masih dihadapkan pada tantangan kompetisi yang ketat pada bisnis kendaraan roda empat dan harga batu bara turun. Kami memperkirakan kinerja perusahaan tidak akan banyak berubah hingga akhir tahun," ujar Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto, seperti dikutip dari keterangan yang diterbitkan, Kamis (30/10/2014).
Kontribusi kenaikan pendapatan didorong dari peningkatan pendapatan dari sektor agribisnis dan kontrak penambangan. Laba bersih dari divisi agri bisnis meningkat 107 persen menjadi Rp 1,5 triliun.
PT Astra Agro Lestari Tbk yang 79,7 persen sahamnya dimiliki oleh perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 1,9 triliun atau naik 107 persen. Rata-rata harga CPO naik 24 persen menjadi Rp 8.474 per kilogram, meski penjualan crude palm oil (CPO) turun sebesar 9 persen menjadi 1 juta ton.
Adapun laba bersih divisi alat berat dan pertambangan meningkat sebesar 40 persen menjadi Rp 2,9 triliun. PT United Tractors Tbk yang 59,5 persen sahamnya dimiliki oleh perseroan membukukan peningkatan pendapatan bersih 9 persen dan peningkatan laba bersih 41 persen menjadi Rp 4,8 triliun.
Pada segmen usaha mesin konstruksi, pendapatan bersih turun sebesar 3 persen seiring dengan penurunan volume penjualan unit Komatsu sebesar 10 persen menjadi 2.982 unit.
Sementara itu, laba bersih dari divisi otomotif turun 14 persen menjadi Rp 5,9 triliun. Persaingan diskon pada pasar mobil memberikan dampak negatif pada marjin keuntungan bisnis ini.
Kontribusi bisnis komponen otomotif, Astra Otoparts juga mencerminkan dampak berkurangnya kepemilikan saham perseroan dari 95,7 persen menjadi 80 persen pada kuartal II 2013.
Penjualan mobil secara nasional tumbuh 3 persen menjadi 933 ribu unit. Namun, penjualan mobil Astra turun sebesar 1 persen menjadi 476 ribu unit yang menyebabkan penurunan pangsa pasar dari 53 persen menjadi 51 persen.
Pada perdagangan saham hari ini, saham ASII naik tipis 0,36 persen ke level Rp 6.900 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 2.540 kali dengan nilai transaksi harian saham Rp 130,8 miliar. (Ahm/)