Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan harga bahan bakar (BBM) bersubsidi sebelum 1 Januari 2015 diperkirakan akan menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Sebelumnya, Anggota Tim Transisi, Luhut Panjaitan menyatakan kenaikan harga BBM bersubsidi akan dilakukan pada November 2014 dengan kisaran sebesar Rp 3.000 per liter. Hal ini juga ditegaskan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro yang menyatakan bahwa harga BBM bakal naik sebelum 1 Januari 2015.
Jika benar, Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan indeks saham akan mengalami shock dengan proyeksi di level 4.800. Dia mengatakan, kenaikan BBM akan mendorong inflasi serta menurunkan daya beli masyarakat.
"Poin saya adalah harus ada langkah untuk menanggulangi dampak dari kenaikan BBM," kata dia kepada Liputan6.com, di Jakarta seperti ditulis Jumat (31/10/2014).
Pemerintah berencana menerbitkan kartu Indonesia Pintar dan Indonesia Sehat dalam waktu dekat. Belum terangnya asal dana tersebut menjadi indikasi jika nantinya kartu ini adalah konversi dari pencabutan subsidi BBM.
Sayangnya, langkah ini pun diperkirakan tidak akan mulus mengingat setiap kebijakan harus melalui persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Kembali memanasnya hubungan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) terkait seteru alat kelengkapan dewan membuat kebijakan yang diambil pemerintah cenderung alot.
"Kalo itu terjadi maka twin defisit yakni APBN dan current account deficit tak bisa diatasi," ujarnya.
Analis PT Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan, imbas kenaikan harga BBM akan menekan laju IHSG selama tiga bulan. Itu, kata dia berkaca dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya saat pemerintah menaikan BBM.
"Jadi kenaikan biasanya BBM Rp 1.000 per liter, inflasi 1 persen. Jadi Rp 3.000 itu 3 persen inflasi. Yang terkena menengah ke bawah di atasi bantuan langsung tunai (BLT). Subsidi mungkin pangannya, transportasi, jadi meredam efek negatif. Dalam kenaikan sebelumnya kenaikan 3 bulan mereda lagi," ujarnya.
Namun, dia mengatakan kenaikan harga membawa dampak positif pada perekonomian RI yang diharapkan berimbas positif pada pasar modal. Dia menuturkan, dengan dinaikannya BBM maka dana subsidi bisa dipindahkan ke sektor yang lebih produktif seperti pembangunan infrastruktur.
Setelah mengalami tekanan, tutur Alfatih indeks saham akan melesat ke level yang cukup tinggi. "Sementara ke level 5.250 tertingginya, kalau itu bisa dilampaui ke 5.350," pungkasnya. (Amd/Ndw)
Kenaikan Harga BBM Tekan IHSG ke Level 4.800
Kenaikan BBM bersubsidi sebelum 1 Januari 2015 diperkirakan akan menekan laju IHSG.
diperbarui 31 Okt 2014, 10:52 WIBIlustrasi IHSG (Liputan6.com/Johan Fatzry)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Miliarder Teknologi Panen Besar pada 2024, Elon Musk Puncaki Posisi Kekayaan
Petenis Korea Jadi Juara di Bali, Direktur Turnamen: Atlet Indonesia Dapat Pengalaman Berharga
Proporsionalitas dan Profesionalitas Polri Diuji Kasus Pemerasan DWP
4 Fakta Terkait MK Hapus Presidential Threshold 20 Persen
Carlos Santana Cedera Jari Akibat Kecelakaan di Rumahnya, Ini 6 Lagu Terbaik Sang Maestro Gitar Asal Meksiko
Salju Lebat dan Hujan Picu Gangguan di Seantero Inggris, Pemadaman Listrik Hingga Gangguan Penerbangan
Komisi IX DPR RI Minta Pemerintah Perkuat Sistem Pemantauan Wabah Virus HMPV
PLN IP Jual 273 ton CO₂e Lewat Bursa Karbon
Bandara-bandara di Inggris Ditutup Sementara Imbas Hujan Salju dan Es Lebat
Gempa Hari Ini di Indonesia Saat Akhir Pekan Minggu 5 Januari 2025 Getarkan Morowali, Sulteng
Transaksi Kripto Tembus Rp 556 Triliun, Jadi Peluang Investasi
5 Fakta Terkait Kasus Penembakan Bos Rental Mobil di Rest Area Tangerang-Merak