Stok BBM Subsidi Dinilai Aman Jelang Kenaikan Harga

Menteri BUMN telah memanggil manajemen PT Pertamina (Persero) untuk memastikan pasokan BBM hingga akhir tahun.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 31 Okt 2014, 16:47 WIB
Mulai 1 Agustus 2014 ini Pemerintah menghapus penjualan Solar bersubsidi untuk wilayah Jakarta Pusat.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi)‎ mengakui akan segera menaikkan harga Bahan Bakar Minyak/ BBM bersubsidi sebelum akhir tahun 2014.

‎Menanggapi hal itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan telah memanggil manajemen PT Pertamina (Persero) untuk memastikan pasokan BBM hingga akhir tahun.

‎"Kalau kita tidak hati-hati, di akhir tahun akan ada sedikit kekurangan, tetapi kalau dilihat kemarin setelah saya bicara dengan Pertamina, pasokan cukup, tidak ada masalah," kata Rini di kantornya, Jumat (31/10/2014).

Melihat kesiapan pasokan BBM tersebut yang dinilai cukup hingga akhir tahun, Rini mengaku lega mengingat jumlah BBM bersubsidi dalam APBN-P 2014 tidak boleh lebih dari 46 juta KL.

Tidak hanya itu, dalam pertemuannya dengan Pertamina, Rini mengimbau meski akan terjadi panic buying oleh masyarakat, Pertamina harus tetap melakukan distribusi secara lancar dan berkala.

Rini menjelaskan, dirinya mengapresiasi langkah yang dilakukan Presiden Jokowi untuk segera menerbitkan Kartu Indonesia ‎Sehat, Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Kerluarga Sejahtera sebelum harga BBM bersubsidi dinaikkan.

‎"Persoalannya begini, Bapak Presiden menekankan bagaimana kita mulai mengalihkan subsidi dari subsidi konsumsi ke produksi, salah satunya dengan kartu rekening tersebut (KIS, KIP, KKS)," terangnya. (Yas/Ahm)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya