Liputan6.com, Jakarta - Jembatan sepanjang 12 meter yang menghubungkan Gedung Arsip dengan Gedung Perpustakaan Daerah DKI Jakarta di kawasan Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat tiba-tiba roboh pagi tadi. Hingga saat ini, belum ada yang bisa memastikan penyebab runtuhnya bangunan tersebut.
Kepala Badan Perpusatakaan dan Arsip DKI Jakarta Agus Suradika mengatakan, peristiwa tersebut merupakan kecelakaan kerja saat pembangunan konstruksi jembatan yang ditargetkan rampung Desember mendatang.
"Ini hanya musibah, kok," ujar Agus di Gedung Perpustakaan dan Arsip DKI Jakarta, Jakarta, Jumat (31/10/2014).
Agus mengatakan, hingga saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan mitra pengembang yang bertanggung jawab atas pembangunan jembatan tersebut, yaitu PT Sartoni Agung. Dia juga belum berani mengatakan adanya human error atau kesalahan manusia.
"Kami dengan pengawas dengan pelaksana, masih sedang menelusuri sampai sejauh mana faktor-faktor penyebabnya," tegas Agus.
Agus mengatakan, pihaknya hingga malam ini masih fokus berkoordinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta ,untuk mengevakuasi korban tewas yang masih tertimbun di dalam runtuhan bangunan.
"Semua sedang fokus melakukan proses evakuasi. Kami juga dibantu oleh pihak kepolisian, Polsek, Polres, dan saat ini kami mengidentifikasi sampai ditemukan aspek teknis yang menyebabkan kendala. Bila ada yang salah diberi hukuman seperti yang berlaku," kata dia.
Tidak Ada Penyangga
Menurut Kepala Seksi Operasi Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) Jakarta Pusat Sudarno, berdasarkan hasil evakuasi timnya, dugaan awal penyebab jembatan roboh karena diduga tidak ada penyangga konstruksi bangunan.
"Memang tidak ada itu penyangganya, makanya rubuh," ujar Sudarno.
Tidak adanya tiang penyangga tersebut menurutnya, karenakan jalan yang berada di bawah jembatan penghubung itu masih sering digunakan untuk akses jalan warga. "Ini karena siring dipakai orang lewat," kata dia.
Sementara menurut salah seorang pekerja bernama Sugro, robohnya bangunan tersebut diduga karena masih belum kuatnya konstruksi bangunan jembatan. Beberapa bagian bangunan tersebut baru dicor kemarin malam.
"Tadi malam baru dicor, mungkin masih belum kuat menyangga," kata Sugro.
Peristiwa nahas tersebut terjadi pada Jumat Jumat, pukul 06.00. Akibat robohnya jembatan di kawasan TIM itu, 4 orang pekerja bangunan meniggal dan 5 orang luka-luka. Korban meninggal diduga karena tertimpa material bangunan dan terkubur di dalam material. Mereka yaitu Harno, Nur Ucup, Budi dan Arden.
Sedangkan 5 orang lainnya mengalami luka-luka yaitu Wanto, Harto, Agung, Imam dan Bayu. Mereka langsung dibawa ke Rumah Sakit PGI Cikini dan RSCM.
Ini Beberapa Dugaaan Penyebab Robohnya Jembatan TIM
Kepala Seksi Operasi Damkar dan PB Jakarta Pusat Sudarno, dugaan awal penyebab robohnya jembatan karena tidak ada penyangga jembatan.
diperbarui 31 Okt 2014, 23:39 WIBPuluhan lebih petugas Damkar dan kepolisian mengevakuasi korban lokasi robohnya jembatan tersebut, Jakarta, Jumat (31/10/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Fungsi Arsip: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya bagi Organisasi
Pro Kontra Thrifting, Solusi Berhemat dan Peluang Bisnis hingga Kendala Regulasi
Pastikan Kesiapan Telekomunikasi di Momen Nataru: Wamen Komdigi Inspeksi Jalur Pantura
Kisah Sahabat Nabi yang Tertidur karena Sholat Malam tapi Subuh Kesiangan
Menyelami Kehidupan Hwang Dong Hyuk Creator Squid Game, Tumbuh di Keluarga Miskin, Kini Punya Pengaruh Besar di Industri Hiburan
Termasuk Kiki Eks CJR, 6 Artis Ini Diduga Ikut Dibohongi Komika Fico Fachriza
Heboh Petani Thailand Temukan Batu Hitam Mengkilap Misterius, Diduga Meteor
Tujuan Pemasangan Kateter: Panduan Lengkap untuk Prosedur Medis Penting
India Berduka, Mantan Perdana Menteri Manmohan Singh Meninggal Dunia
Menkum Supratman Andi Agtas Minta Maaf Soal Pernyataan Denda Damai Koruptor
Intip Deretan Proyek Jumbo Waskita Beton pada 2024
12 Fakta Japan Airlines Cyber Attack, Ini yang Terjadi Saat Serangan Siber di Maskapai Penerbangan Jepang