Tinggalkan Masa Kelam, Presiden Bolivia Bangun Istana Baru

Istana baru dengan 29 lantai itu terdiri dari ruang pertemuan menteri kabinet dan ruang eksekutif presiden.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 02 Nov 2014, 17:27 WIB
Istana baru dengan 29 lantai itu terdiri dari ruang pertemuan menteri kabinet dan ruang eksekutif presiden.

Liputan6.com, La Paz - Presiden Bolivia Evo Morales membangun Istana Kepresidenan yang baru. Kepala Negara yang telah berkuasa selama 8 tahun ini baru saja menandatangai kontrak pembangunan Istana itu.

Morales mengatakan nantinya Istana Kepresidenan baru yang diberi nama "The Great House of the People" akan menggantikan Istana sebelumnya, The Burnt Palace. Istana lama bakal dijadikan museum setelah pembangunan rumah singgah presiden baru rampung.

Kata Presiden, The Burnt Palace yang telah digunakan sejak abad ke-16 dinilai kental bernuansa Eropa. Dia menginginkan Istana baru dengan desain bergaya khas Bolivia.

"Bangunan sebelumnya yang pernah diserang dan dibakar pemberontak pada 1785 penuh dengan simbol Eropa," kata Morales, seperti dimuat BBC, (2/11/2014),

Dia menjelaskan, "The Great House of the People" telah dirancang arsitek asli Bolivia. Istana baru bakal dihiasi motif "pribumi" dalam rangka melestarikan kebudayaan Bolivia.

Morales melanjutkan bahwa Istana baru yang dibangun di belakang Istana lama ini "tidak mewah". Bangunan baru dengan 29 lantai itu terdiri dari ruang pertemuan menteri kabinet dan ruang eksekutif presiden.

Foto dok. Liputan6.com


Juru bicara presiden Joan Ramon Quintana menjelaskan, Istana lama merupakan masa kelam Bolivia, karena menjadi tempat yang menjadi simbol perampasan kekayaan, warisan, dan sejarah Bolivia. Bangunan lama tersebut juga menjadi saksi pembunuhan, pengkhianatan, dan korupsi pada masa lampau. Sehingga pemerintah perlu menggunakan Istana baru.

"Masa-masa paling mengerikan tertulis di sana," ujar Quintana. Kata dia, Istana baru nantinya juga akan digunakan untuk peringatan hari bersejarah termasuk tempat untuk merembukkan kebudayaan dan kekayaan negara, termasuk budidaya daun coca.

Pembangunan Istana "The Great House of the People" memakan biaya US$ 36 juta atau sekitar Rp 435 miliar.

Presiden Morales merupakan pemimpin serikat petani daun coca di Bolivia. Daun Coca bisa dimanfaatkan sebagai obat bius, penekan nafsu makan, dan kerap digunakan sebagai media interaksi sosial serta upacara keagamaan. (Ado)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya