Kenaikan Harga BBM Bikin Produsen Motor Khawatir

Kenaikan harga BBM ini memang menjadi kekhawatiran para produsen motor. Kenapa?

oleh Septian Deny diperbarui 03 Nov 2014, 09:42 WIB
(Foto: Pebrianto Wicaksono/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM bersubsidi menimbulkan beragam tanggapan. Salah satunya dari produsen kendaraan roda dua di dalam negeri.

Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISMI) Gunadi Sindhuwinata mengatakan kenaikan harga BBM ini memang menjadi kekhawatiran para produsen motor. Namun hal ini dianggap lebih baik agar anggaran negara untuk subsidi bisa terserap ke tempat yang lebih tepat.

"Yang kita khawatirkan nanti akan terjadi penyesuaian harga BBM pasti akan ada pengaruhnya. Tetapi dari industri setuju dilakukan tanpa subsidi, karena selama ini yang terjadi adalah distorsi, tidak jelas anggaran subsidinya kemana. Selain itun di daerah juga sudah membeli harga tanpa subsidi sebenarnya," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Senin (3/10/2014).

Dia menjelaskan, kenaikan harga BBM akan mempengaruhi beberapa hal seperti biaya produksi dan daya beli masyarakat sehingga dipastikan akan membuat permintaan akan kendaraan roda dua mengalami penurunan.

"Penurunannya tidak dapat diperkirakan berapa karena pengaruhnya bukan hanya pada biaya produksi kami tetapi juga pada daya beli masyarakat. Tetapi penurunan ini akan menjadi sehat untuk naik kembali, stabil dan terukur," lanjutnya.

Pada tahun lalu, penjualan motor mencapai 7,7 juta unit dan pada tahun ini ditargetkan lebih dari 8 juta unit atau naik 5 persen. Jika kenaikan harga BBM benar-benar dilakukan, maka pada tahun depan diperkirakan akan terjadi penurunan penjualan.

Meski demikian, Gunadi yakin dengan strategi yang telah disiapkan oleh para produsen, pada tahun berikutnya penjualan motor akan kembali meningkat sehingga pada 2017 target penjualan sebesar 10 juta unit bisa tercapai.

"Kita butuh waktu untuk menyesuaikan menjadi stabil kembali. Untuk kembali lagi ke pertumbuhan yang normal akan cepat terjadi. Kami harapkan meski turun akan cepat kembali normal dan pada 2017 bisa terlampaui. Jadi kalau pun turun, kami sudah siap mengatur kembali strategi untuk meningkatkan penjualan," tandasnya. (Dny/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya