Di Era Jokowi, RI Butuh Pasokan Listrik 35 Ribu MW

Pemerintah menargetkan penambahan pasokan listrik baru sebesar 35 ribu MegaWatt (MW) dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 04 Nov 2014, 19:50 WIB
Pertambahan kebutuhan listrik di pulau Jawa yang cukup pesat, tidak dapat diimbangi pembangunan infrastruktur pembangkit oleh PLN. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menargetkan penambahan pasokan listrik baru sebesar 35 ribu MegaWatt (MW) dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

Direktur Jenderal Ketenaga Listrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jarman mengatakan, kebutuhan listrik sebesar 35 ribu MW atas perhitungan pertubuhan ekonomi yang semakin meningkat.

"Untuk mengatasi pertumbuhan ekonomi yang sekarang, 50 ribu GW nasional. Untuk pertumbuhan sekarang perlu tambah 35 Ribu selama 5 tahun," kata Jarman, di kantor  Direktorat Jenderal Ketenaga Listrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (4/11/2014).

Untuk memenuhi kebutuhan tambahan pasokan listrik tersebut, harus ada pembangunan pembakit listrik baru dengan total kapasitas yang sama dengan jumlah kebutuhan.

Direktur Utama PT PLN (Persero), Nur Pamudji menuturkan, kebutuhan listrik lima tahun ke depan bisa dipasok dari pembangkit PLN sebesar 15 ribu MW dan Swasta (Independent Power Producer/IPP) sebesar 20 ribu MW, namun angka tersebut bisa berubah menyesuaikan kondisi.

"Belum diputuskan. tapi angka bisa berubah, 15 ribu MW PLN, 20 ribu MW IPP. Tapi itu bukan angka mati sekali lagi," paparnya.

Selain itu, untuk mempercepat pembangunan infrastruktur listrik, perlua adanya penguraian sumbatan, seperti pembebasan lahan dan menyederhanakan proses perizinan.

"Ya ada berbagai sektor upaya yang lagi kami diskusikan. Bottleneck yang sudah kami ketahui harus dihilangkan misalkan soal tanah. Dan ini ada beberapa solusi soal tanah," pungkasnya. (Pew/Gdn)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya