6 Fakta Pembunuh WNI Sumarti dan Mujiasih di Hong Kong

WNI di Hong Kong, Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih berakhir dengan tragis di tangan seorang pegawai Bank of America, Rurik Jutting.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 04 Nov 2014, 21:22 WIB
WNI di Hong Kong, Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih berakhir dengan tragis di tangan seorang pegawai Bank of America, Rurik Jutting (The Times)

Liputan6.com, Wan Chai - Hidup 2 warga negara Indonesia (WNI) di Hong Kong, Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih berakhir dengan tragis di tangan seorang pegawai Bank of America, Rurik Jutting.

Sumarti Ningsih yang juga dikenal dengan nama Alice ditemukan tewas di apartemen Jutting di Distrik Wan Chai, Hong Kong, pada Sabtu 1 November 2014. Wanita asal Cilacap, Jawa Tengah tersebut ditemukan tak bernyawa dalam koper di balkon lantai 31 unit apartemen Jutting. Dia diduga sudah meninggal beberapa hari sebelumnya.

Seneng Mujiasih atau karib disapa Jesse Lorena awalnya ditemukan hidup di apartemen Jutting dengan luka tikaman parah di leher dan bokongnya. Namun wanita malang asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara itu meninggal tak lama kemudian di lokasi kejadian.

Aksi pembunuhan Jutting disebut-sebut mirip sebuah kisah dalam novel terkenal "American Psycho" yang menceritakan seorang bankir yang menghabisi nyawa beberapa orang di sebuah apartemen mewah.

Hingga kini, belum diketahui motif pembunuhan tersebut. Namun ada sejumlah fakta di balik sosok Jutting si pembunuh 2 WNI asal Indonesia. Apa saja? Berikut 6 fakta tentang Jutting, yang dihimpun Liputan6.com, Selasa (4/11/2014).         >>> Foto Selfie


Foto Selfie

Rurik Jutting (Reuters)

Foto Selfie

Berdasarkan laporan dari koran Apple Daily, polisi Hong Kong menemukan sebuah foto selfie antara Jutting dengan kedua WNI, Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih, yang menjadi korban pembunuhan, dari sebuah ponsel milik si tersangka.

Selain itu, polisi juga menemukan koleksi foto pose Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih. Ada sekitar 2.000 foto dari kedua WNI tersebut di ponsel Jutting.

Namun demikian, polisi tak mengungkap seperti apa wujud foto selfie tersebut. Liputan6.com mencoba melakukan penelusuran ke sejumlah sumber, namun tak ada foto selfie yang ditampilkan.


Lulusan Cambridge University

Rurik Jutting (Reuters)

Lulusan Cambridge University

Jutting diketahui sebagai lulusan Cambridge University yang merupakan kampus terkemuka di dunia. Setelah lulus dari program studi sejarah dan hukum universitas Inggris tersebut, pada 2008, pria itu mulai bekerja di dunia perbankan.

Dalam akun LinkedIn, Jutting mendeskripsikan dirinya sebagai seorang karyawan Bank of America Merrill Lynch. Seperti dimuat ABC, dia diketahui baru saja mengundurkan diri dari pekerjaannya.


Mainan Seks

Apartemen Rurik Jutting di Hong Kong (AFP)

Mainan Seks

Selain menemukan ponsel berisi foto selfie Jutting dan korban, polisi juga mendapati sex toys atau mainan seks serta sebungkus kokain di apartemen si tersangka.

Apartemen Jutting dikenal sebagai hunian bagi kalangan kelas atas dengan biaya sewa US$ 3 ribu atau sekitar Rp 36 juta per bulan.


Foto Mesra di Facebook

Rurik Jutting (Reuters)

Foto Mesra di Facebook

Jutting disebut dekat dengan sejumlah wanita. Hal itu terlihat dari sejumlah foto yang terpampang di galeri akun Facebook pribadinya. Pada salah satu foto, Jutting terlihat mesra dengan 2 wanita sekaligus.

Pada postingan lain, Jutting memampang sebuah artikel bertajuk "Money DOES buy happiness", "Kebahagian bisa dibeli dengan uang." Postingan yang dimuat pada 31 Oktober itu merupakan yang kali terakhir sebelum ia ditangkap polisi Hong Kong.


Coba Bunuh Diri

Rurik Jutting (Heavy.com)

Coba Bunuh Diri

Menurut seorang mantan pacar, sebelum menjadi tersangka pembunuhan, Jutting sempat depresi hingga mencoba bunuh diri.

"Dia mencoba bunuh diri karena sedang berada dalam tekanan di pekerjaannya. Dia depresi," kata mantan pacar yang enggan disebutkan namanya, seperti dimuat New York Daily News.

Jutting diketahui mengundurkan diri dari pekerjaannya di Bank of America beberapa pekan lalu. Sebelum mengajukan resign, ia sempat mengirim pesan melalui e-mail ke kantornya.

Begini petikan pesan tersebut: "Aku keluar dari pekerjaanku. Bagi yang membutuhkan pertanyaan, silakan hubungi orang yang tidak psikopat."


Diselingkuhi Tunangan

Jasad korban Rurik Jutting (AFP)

Diselingkuhi Tunangan

Jutting sebelumnya juga pernah memiliki kisah cinta yang jelas. Dia pernah dikhianati Sarah Butt yang waktu itu menjadi tunangannya pada 2010.

Saat itu, keduanya berencana untuk menikah. Akan tetapi, di tengah jalan, hubungan Jutting dan Sarah berjalan tidak harmonis ketika Sarah pindah ke New York dan disebut telah berselingkuh.

"Dia (Rurik) ingin menikahinya dengan sungguh-sungguh. Tapi, kelihatannya ia (Rurik Jutting) tidak mampu menerima Sarah lagi yang sudah diketahui tidak setia. Akhirnya mereka putus," ujar seorang sumber tersebut seperti dikutip The Telegraph. (Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya