3 Pekan Berjuang, Kerbau Bule Keraton Solo yang Ditusuk Kini Mati

Kerbau bule dari keturunan Kyai Slamet itu mati setelah ditusuk menggunakan pelat besi oleh orang tak dikenal 15 Oktober 2014 lalu.

oleh Fajar Abrori diperbarui 05 Nov 2014, 11:13 WIB
Kerbau bule dari keturunan Kyai Slamet itu mati setelah ditusuk menggunakan pelat besi oleh orang tak dikenal 15 Oktober 2014 lalu. (Reza Kuncoro/Liputan6.com)

Liputan6.com, Solo - Kerbau bule milik Keraton Kasunanan Surakarta bernama Kyai Bagong ditemukan mati. Kerbau dari keturunan Kyai Slamet itu mati setelah ditusuk menggunakan pelat besi oleh orang tak dikenal 15 Oktober 2014 lalu.

Pengageng Museum dan Pariwisata Keraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Pangeran (KP) Satrio Hadinagoro mengatakan, kerbau bule Kyai Bagong diketahui mati pada Selasa 4 Oktober 2014 kemarin sekitar pukul 18.30 WIB. Alasan kematian Kyai Bagong karena luka infeksi bekas tusukan pelat besi.
 
"Kerbau bule Kyai Bagong mati pada Selasa malam kemarin. Matinya kerbau tersebut karena dampak luka tusukan benda tajam yang dilakukan orang tidak bertanggung jawab beberapa waktu lalu," kata Satrio di Solo, Jawa Tengah, Rabu (5/11/2014).

Padahal, kata dia, kondisi kerbau bule itu sudah mulai membaik pasca-penusukan menggunakan pelat besi beberapa pekan lalu. "Kerbau itu ditusuk di bagian leher dan lambung. Setelah diobati, kondisi kerbau itu mulai membaik," jelas dia.

Namun, sambung dia, kondisi kerbau bule itu sempat drop pada Selasa pagi kemarin. Bekas luka tusukan itu mengalami infeksi sehingga mengeluarkan nanah.

"Setelah sempat membaik kondisinya, ternyata pada Selasa pagi kemarin drop. Selanjutnya pada malam harinya mati," ujar dia.

Jasad kerbau yang berada di Solo Baru itu pun diangkut menuju kawasan Alun-alun Kidul yang menjadi kandang kerbau-kerbau bule turunan Kyai Slamet. Setelah sempat terhalang hujan, akhirnya proses pemakaman mulai dilakukan pada Selasa malam.

"Proses pemakaman kerbau bule Kyai Bagong selesai dilakukan sekitar subuh tadi," tandas Satrio. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya