Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPR periode 2014-2019 dilantik pada 1 Oktober 2014. Sebulan lebih menjadi anggota dewan, mereka telah menerima gaji.
Politisi Partai Gerindra Desmond J Mahesa mengungkapkan, dari gaji yang diterimanya, sebagian disisihkan per bulan untuk setoran partai.
"Setoran partai itu semuanya hampir sama (menyetor). Cuma, jumlahnya (yang berbeda) berapa. Setiap bulan kita setor. Kalau kita dengan kesadaran sendiri, karena kegiatan partai banyak dipungut Rp 15 juta," ujar Desmond di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (5/11/2014).
Menurutnya, semua itu untuk kepentingan partai. Namun, tak semuanya wajib menyetor Rp 15 juta.
"Ini kan untuk kepentingan partai, juga untuk kepentingan konstituen. Ini kan nggak wajib (besaran Rp 15 juta). Masih bisa kita kompromikan, ini membantu partai saja," jelas anggota Komisi III DPR ini.
Sementara, Sekjen DPR Winantuningtyastiti menerangkan, gaji anggota DPR telah dibayarkan pada 3 November 2014.
"Semuanya sudah. Tapi (pembayaran gaji) tidak lewat kesetjenan DPR. Ditransfer langsung ke rekening masing-masing anggota dewan," kata perempuan yang disapa Win itu.
Win mengatakan tunjangan anggota DPR memang belum dibayarkan, karena para wakil rakyat belum bekerja. Tunjangan baru bisa cair jika mereka sudah mulai bekerja di alat kelengkapan dewan.
Anggota Fraksi Partai Demokrat Ruhut Sitompul menyatakan, sementara para anggota DPR telah digaji, tenaga ahli dan sekretaris pribadi belum mengantongi apa pun. Ini lantaran badan yang mengatur pembayaran gaji mereka belum efektif bekerja.
"Tenaga ahli, sespri sampai sekarang belum terima gaji. Itulah yang kasihan. DPR sudahlah, jangan bohongi rakyat," ujar Ruhut. (Mut)
Advertisement
