Kenaikan Harga BBM Subsidi untuk Tepati Janji Kampanye

Kenaikan harga BBM subsidi merupakan keputusan bersama termasuk juga keputusan dari PDI Perjuangan.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 05 Nov 2014, 16:25 WIB
BBM bersubsidi sejatinya ditujukan bagi rakyat menengah kebawah namun pada kenyataanya tak sedikit kalangan berduit yang tanpa rasa malu memilih BBM bersubsidi.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menegaskan bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Subsidi yang akan dilakukan pada tahun ini bukan untuk bukanlah inisiatif Jusuf Kalla sendiri melainkan merupakan langkah pemenuhan janji kampanye pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Pernyataan ini merespon sindiran Ketua DPP PDIP Effendi Simbolon yang menuding JK adalah otak yang menginginkan kenaikan BBM.

"Program yang mau dilaksanakan Jokowi JK memang seperti itu, bukan urusan buru-buru Pak JK, kan ini program pemerintahan baru yang disusun sebelum terpilih, yang dijual di kampanye," tegas Juru bicara Wakil Presiden Jusuf Kalla, Husein Abdullah di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (5/11/2014).

Menurut Husein, pembahasan mengenai kenaikan harga BBM subsidi tentunya melibatkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai pendukung utama Jokowi-JK dalam kampanye di pemilihan presiden lalu. Dengan demikian, pernyataan yang dilontarkan Effendi dianggap pernyataan pribadi, tidak mewakil partai berlambang moncong putih itu.

"Jadi yang nyusun juga sebagian orang-orang dari PDIP, menyusun program Jokowi-JK. Jadi apa yang masalah," tuturnya.

Bahkan, Husein yakin PDIP mendukung penuh wacana Jokowi-JK menaikkan harga BBM, meski 10 tahun terakhir partai tersebut menolaknya. "Iya,pasti dengan menunjuk Jokowi-JK ya tentukan mendukung, jadi semua programnya otomatis didukung," imbuhnya.

"Saya juga binggung kepada Effendi, karena akan menimbulkan pertanyaan banyak orang kenapa, ada apa sampai dia ngomong seperti itu. Kalau menurut saya itu pribadi, dan tidak ada pernyataan resmi dari PDIP. Baik itu secara partai maupun di parlemen. Oleh karena itu biasa saja," tandas Husein. (Silvanus Alvin/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya