Liputan6.com, Cilacap - Kasus pembunuhan yang dialami WNI asal Cilacap di Hong Kong Sumarti Ningsih, mengundang keprihatinan para buruh migran Indonesia. Mereka menggalang dana yang dihimpun dari para tenaga kerja Indonesia di Hong Kong, untuk diserahkan kepada keluarga Sumarti Ningsih.
Sumiyati, mewakili Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI) Cilacap, mendatangi rumah orangtua Sumarti di Desa Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, untuk mengantarkan uang hasil sumbangan.
"Kami juga secara khusus datang ke rumah keluarga Sumarti untuk menghibur mereka, karena ada sejumlah pemberitaan di media asing yang menyudutkan korban sebagai wanita penghibur," tutur Sumiyati, Rabu (5/11/2014).
Sumiyati berjanji, JBMI akan terus mengawal proses persidangan pembunuh Sumarti, Rurik Jutting --yang 3 November lalu mulai menjalani sidang perdana. Mantan bankir asal Inggris tersebut dijadwalkan akan menjalani sidang lanjutan pada 10 November mendatang.
Menurut Sumiyati, saat ini para buruh migran di Hong Kong yang terhimpun dalam Indonesian Migrant Workers Union (IMWU) terus menghimpun dana untuk membantu keluarga Sumarti.
Sebelumnya, Ayah Sumarti Ningsih, Ahmad Kaliman (58) meminta agar pembunuh anaknya Rurik Jutting dijatuhi hukuman mati. "Saya meminta supaya pembunuh anak saya dihukum mati. Sebab, anak saya telah dibunuh sehingga pembunuhnya juga harus mati," tegas dia.
Selain itu, Ahmad juga meminta jenazah anaknya segera dipulangkan ke Indonesia. "Saya mohon bantuan pemerintah Indonesia dan Hong Kong agar bisa membantu secepatnya memulangkan jenazah anak saya. Saya ingin jenazahnya dikubur di Cilacap," pinta Ahmad.
Sumarti Ningsih yang juga dikenal dengan nama Alice ditemukan tewas di apartemen Jutting di Distrik Wan Chai, Hong Kong, pada Sabtu 1 November 2014 dini hari. Wanita asal Cilacap, Jawa Tengah itu ditemukan tak bernyawa dalam koper di balkon lantai 31 sebuah unit apartemen. Dia diduga sudah meninggal beberapa hari sebelumnya.
Korban pembunuhan lainnya Seneng Mujiasih atau karib disapa Jesse Lorena awalnya ditemukan hidup di apartemen milik Jutting dengan luka tikaman parah di leher dan bokongnya. Namun wanita malang asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara itu meninggal tak lama kemudian di lokasi kejadian.
Sementara Rurik Jutting adalah mantan karyawan Bank of America Merrill Lynch. Lulusan perguruan tinggi terkemuka di Inggris, Cambridge University itu diketahui mengundurkan diri dari pekerjaannya beberapa pekan lalu, sebelum melakukan pembunuhan keji ini. (Ado)
Buruh Migran Hong Kong Galang Dana Bantu Keluarga Sumarti Ningsih
Para buruh migran yang tergabung dalam JBMI juga akan terus mengawal proses persidangan Rurik Jutting.
Diperbarui 05 Nov 2014, 21:04 WIBSumarti Ningsih berasal dari Cilacap, Jawa Tengah. Diduga ia bekerja di Hongkong sebagai pekerja seks komersial.(Daily Mail)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Puan Maharani soal Jadwal Kongres PDIP: Kita Selesaikan Dulu Ibadah Puasa Kita
350 Kata Mutiara Ramadhan yang Menyentuh Hati, Inspiratif untuk Jalani Puasa
VIDEO: Nyamar Jadi Juru Parkir, 4 Pencopet Beraksi di Masjid Istiqlal
President University dan INTI University Perkuat Kerja Sama Lewat Mobility Study
Hukum Penyebaran Hoaks dalam Islam: Haram dan Berdampak Buruk
Elon Musk Akui Kewalahan Urus Bisnis Usai Pimpin Departemen Efisiensi AS
Bahaya Tidak Mengecek Kandungan Pembalut, Risiko Gangguan Hormon hingga Kanker
Link Live Streaming Liga Champions Liverpool vs PSG, Rabu 12 Maret 2025 Pukul 03.00 WIB di Vidio
10 Fakta Menarik Shalat Tarawih di Times Square, Viral Hingga Inspirasi Global
Cegah Kecelakaan, Contraflow di Tol Jakarta-Cikampek Bakal Dimodifikasi saat Mudik Lebaran
Kepribadian Mata Coklat: Mengungkap Karakter Unik Pemiliknya
Ustaz Derry Sulaiman Sebut 3 Selebriti Indonesia Ini Akan Mualaf Seperti Richard Lee dan Bobon Santoso