Liputan6.com, Jakarta - Sebuah investigasi yang dipublikasikan oleh Dailymail menemukan bahwa para perempuan di Mauritius yang bekerja untuk sebuah perusahaan yang memproduksi kaos kaum feminisme bertuliskan "This is what a feminist looks like" hanya diupah US$ 1 per jam. Para perempuan ini juga dipaksa tidur berdesakan di asrama.
Seperti dilansir dari Gawker, Kamis (6/11/2014), kaos yang dihargai US$ 70 per potong ini dijual oleh konvensi di Mauritius ke lembaga sosial, Fawcett Society. Mirisnya, lembaga ini memiliki slogan working for women's rights since 1886 atau memperjuangkan hak perempuan sejak 1886.
Gaji para perempuan ini sendiri hanya seperempat dari gaji bulanan rata-rata di Mauritius. Konvensi tersebut bisa memproduksi hingga 300 kaos feminis dengan harga pokok hanya sebesar US$ 14.
Fayzal Ally Beegun, Presiden Serikat Pekerja Tekstil, Garmen dan Kulit Internasional mengatakan bahwa kenyataan tersebut sangat tidak adil.
"Para pekerja di konveksi tersebut diperlakukan sangat buruk dan fakta bahwa politisi di Inggris membuat pernyataan menggunakan kaos ini sungguh mengerikan. Apa yang feminis dari itu?" kata Beegun.
Menanggapi berita ini, Fawcett Society dalam siaran persnya mengatakan akan melakukan investigasi lanjutan.
"Kami sangat kecewa mendengar tuduhan bahwa kondisi di pabrik Mauritius mungkin tidak mematuhi standar... Pada tahap ini, kita memerlukan bukti untuk mendukung klaim yang dibuat oleh seorang jurnalis di Mail on Sunday. Namun, sebagai kampanye pada isu-isu kesetaraan ekonomi perempuan, kita... akan melakukan yang terbaik untuk menyelidiki mereka," demikian siaran pers Fawcett Society menyebutkan.
Advertisement
Baca Juga: