Liputan6.com, Hong Kong - Bentrok antara polisi Hong Kong dan para demonstran yang telah berkemah selama lebih dari sebulan berakhir ricuh. Mereka masih menuntut reformasi demokrasi.
Tayangan video yang diunggah di YouTube menunjukkan puluhan polisi, sebagian berpentungan dan berperisai, berkelahi dengan para pemrotes di Distrik Mong Kok. Banyak dari pengunjuk rasa itu memegang payung, yang melambangkan perlawanan, setelah para aktivis semula menggunakannya untuk melindungi diri dari gas airmata yang disemprotkan polisi.
Seperti diberitakan VOA News, Kamis (6/10/2014), tidak dilaporkan adanya korban cedera atau penangkapan selama bentrokan itu.
"Untuk membuat percakapan menjadi kenyataan kita perlu mencari 'perantara' seperti Tung Chee-hwa atau Rita Fan yang dapat membuat pengaturan dan membuat perjalanan bisa diterapkan," ucap pemimpin Federasi Mahasiswa (HKFS) Hong Kong Alex Chow seperti dikutip dari Reuters.
Advertisement
Tung adalah seorang mantan kepala eksekutif Hong Kong, sementara Fan adalah mantan Presiden Majelis Legislatif Kota.
Para demonstran ingin agar Beijing mengizinkan pencalonan terbuka dalam Pemilu 2017 bagi posisi kepemimpinan tingkat tinggi Hong Kong. Agustus lalu, China mengeluarkan putusan, semua kandidat mesti terlebih dahulu disetujui oleh sebuah komite yang dipegang oleh tokoh-tokoh yang setia kepada Beijing.
Beijing menekankan tidak akan mengubah keputusan tadi dan menyatakan bahwa protes-protes itu ilegal. Protes-protes tersebut pernah mencapai hingga 100 ribu pendukung, tetapi lambat-laun telah berkurang. (Ado)
Baca Juga