Liputan6.com, Jakarta - Polisi akhirnya melepas tembakan air mata untuk membubarkan massa yang berdemo di perempatan Jalan Petarani, Makassar, Sulawesi Selatan pada Kamis 6 November petang tadi.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Kamis (6/11/2014), aksi pendemo dari Universitas Indonesia Timur ini dinilai sudah anarkis. Mereka tidak hanya memblokade jalan dan aksi bakar, tapi juga melempari polisi dengan batu, balok kayu, dan busur panah. Atas aksinya ini beberapa mahasiswa akhirnya diamankan karena bertindak anarkis dan memprovokasi massa.
Aksi anarkis mahasiswa ini patut disayangkan, sebab awalnya mereka menggelar aksi menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Untuk mengantisipasi aksi massa yang semakin rusuh, polisi memanfaatkan mobil semprotan air untuk menggiring pendemo masuk ke dalam kampus.
Di Surabaya, ratusan buruh menggelar konvoi menuju Gedung Negara Grahadi. Awalnya mereka menuntut kenaikan upah dari 2, 8 juta menjadi 2 menjadi Rp 3 juta. Tuntutan ini terkait harga bahan pokok yang sudah mulai naik.
Seiring rencana pemerintah menaikkan harga BBM, para buruh akan terus berdemo dan mengancam mogok kerja jika upah tahun depan tidak naik.
Advertisement
Sementara itu, ratusan buruh di Subang, Jawa Barat juga berdemo menolak kenaikan harga BBM di Kantor Bupati. Menurut buruh kenaikan harga BBM berdampak pada kenaikan harga barang kebutuhan.
Selain itu, pendemo juga mendesak kenaikan upah tahun depan menjadi Rp 2,4 juta. Sebab dengan upah tahun ini, yakni sebesar Rp 1,5 juta, para buruh masih kesulitan memenuhi kebutuhan yang sudah mulai merangkak naik. (Ans)