Statistik, Persipura Lebih Superior dari Persib

Persib terakhir kali menang atas Persipura 10 tahun lalu.

oleh Rejdo Prahananda diperbarui 07 Nov 2014, 15:06 WIB
Persib Bandung vs Persipura Jayapura (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Palembang: Final ISL akan dihelat lima jam lagi, Persib Bandung dan Persipura akan menentukan nasib. Pulang ke rumah dengan berstatus juara atau hanya finalis. Gelora Jakabaring, Palembang akan menjadi venue partai klasik dua kekuatan sepakbola Barat dan Timur di Indonesia.

Dari 5 pertemuan terakhir kedua tim di kancah liga domestik, rekor pertemuan memihak Persipura. Tim Mutiara Hitam itu tidak tersentuh kekalahan oleh Persib. Setidaknya, sejak 27 Maret 2011 di kancah ISL, Boaz Solossa selalu menjadi momok buat Maung Bandung. Pertemuan terakhir dua raksasa itu terjadi pada 11 September 2013 dimenangkan Persipura di Stadion Mandala.

Sepanjang musim ini, kedua kubu belum bertemu karena format kompetisi yang memakai sistem dua wilayah. Persib sama-sama mengakhiri posisi di peringkat dua runner-up grup Wilayah Barat dan Timur. Hal ini praktis membuat kedua kubu tidak bertemu di babak 8 besar karena format silang yang diberlakukan PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi.

Kilas balik ke belakang, Persipura juga sempat memetik kemenangan besar atas Persib empat gol tanpa balas. Peristiwa itu terjadi pada 27 Februari 2012 di Stadion Mandala, Jayapura. Ketika itu, Persib ditangani pelatih Drago Mamic. Setahun sebelumnya, Persipura pun sempat meluluh lantahkan Persib 5-1 tepatnya 2 Februari 2011.

Total, secara keseluruhan dari 12 pertandingan, seperti dilansir dari Soccerway, Persipura memetik 7 kemenangan, sedangkan Persib hanya 1 kemenangan. Itu pun terjadi 10 tahun lalu. Persib mengalahkan Persipura 1-0, 8 Agustus 2008 ketika kompetesi kasta tertinggi di Indonesia bernama Divisi Utama. Dari 12 laga itu, Persipura mampu mencetak 20 gol, sedangkan Persib hanya mampu memproduksi 7 gol.

Kendati rekor head-to-head Persib termasuk jelek ketika menghadapi Persipura, pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman tidak gentar dengan catatan 'merah' itu. Dia optimistis, motivasi tim meningkat pesat karena menghadapi pertandingan final. "Karena ini final, saya harap pemain punya motivasi tinggi. Meski kelelahan, tapi jika bermain dengan semangat, maka kekuarangan fisik bisa ditutupi," tutur dia.

"Saya tak mau pemain antiklimaks di final. Saat semifinal, kami bermain sangat maksimal. Masih ada pertandingan yang harus dimenangkan," tegas mantan asisten pelatih Pelita Jaya tersebut.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya