Awas, Patah Hati Berisiko Kematian

Kehilangan orang yang dicintai bukan hanya menyebabkan depresi melainkan bisa membuat komplikasi yang berujung kematian.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 07 Nov 2014, 10:00 WIB
Foto Ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Percaya atau tidak, kehilangan orang yang dicintai bukan hanya menyebabkan depresi melainkan bisa membuat komplikasi yang berujung kematian.

Begitu ditulis sebuah penelitian dari University of Birmingham, Inggris. Menurut ilmuwan, seseorang yang patah hati memiliki emosi yang tidak stabil. Mereka merasa sedih, sakit dan kehilangan luar biasa sehingga berisiko menyebabkan kerusakan fatal pada sistem kekebalan tubuh.

Mengutip laman Times of India, Jumat (7/11/2014), para ilmuwan sebelumnya mempelajari sel-sel darah yang disebut neutrofil, yang membantu dalam memerangi infeksi bakteri seperti pneumonia dan sebagainya. Mereka mengambil sampel darah dari orang yang patah hati atau berduka dan melihat seberapa baik neutrofil membunuhnya.

Hasil studi menunjukkan, neutrofil pada waktu muda cenderung masih kuat. Namun orang-orang di atas usia 65 tahun tidak lagi mampu melawan bakteri. Artinya, selain rentan penyakit tua, lansia yang kesepian membuat mereka lebih rentan jatuh sakit. Jadi jelas, jangan biarkan orang terkasih merasa sendiri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya