Liputan6.com, Los Angeles, Amerika Serikat Keberanian Paul Rosolie dalam menjelajahi isi perut anaconda raksasa ternyata tidak berhasil mendapat pemakluman dari PETA.
Seperti dikutip dari harian Ace Showbiz, Jumat (7/11/2014), organisasi yang memperjuangkan hak asasi binatang tersebut bahkan menuntut pihak Discovery Channel untuk membatalkan program yang bertajuk Eaten Alive itu.
Advertisement
"Ini adalah aksi publisitas yang terdengar mengada-ada. Tapi kalau semua itu ternyata akurat, berarti ular itu telah disiksa dan mengalami penderitaan demi sebuah rating. Sebuah hal yang biasa dilakukan ketika mereka (binatang) dipakai sebagai hiburan," tulis PETA dalam sebuah pernyataan.
Diungkap petinggi PETA, apa yang Paul Rosolie lakukan juga bisa menyebabkan si ular kehilangan energi dan terancam tewas. Karena itu, pihaknya meminta agar Discovery Channel berpikir ulang mengenai program tersebut.
"Anaconda bisa melewati beberapa hari tanpa mengisi perut. Dan ketika tiba waktunya makan, mereka juga harus mengeluarkan energi yang cukup besar untuk dapat melakukannya secara efektif.
Karena itu, kalau hal ini dilakukan dengan sebuah kostum yang memaksa ular itu memuntahkannya, mereka akan meninggalkan ular malang tersebut dalam keadaan kelelahan serta kehilangan energi yang seharusnya bisa digunakan untuk makan," tambah PETA.
Dijawab sendiri oleh Paul Rosolie, tuduhan penyiksaan binatang sangatlah tidak tepat jika ditujukan kepada dirinya. Ia pun meminta pihak yang berkeberatan untuk membuktikan lewat acaranya nanti.
"Kalau mereka benar-benar mengenalku, pasti akan tahu kalau aku tak akan pernah menyakiti binatang hidup. Tapi kau harus menyaksikannya untuk melihat bagaimana itu bisa benar-benar terjadi," ucap pria yang memang dikenal sebagai ahli Anaconda ini.
Rencananya, Eaten Alive akan mengudara di Discovery Channel pada 7 Desember 2014 mendatang. Saluran ini juga bisa anda saksikan melalui Nexmedia .(Feb/Rul)
baca sebelumnya: Penyiar Acara Satwa Ini Ditelan Hidup-hidup oleh Anaconda Raksasa