Liputan6.com, Padang - Usai menggelar aksi long march menuju Kantor Gubernur Sumatera Barat, sekitar seratusan masa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berorasi. Para pengunjuk rasa menilai saat ini pemerintah belum bijak mengelola kekayaan negara sehingga memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Jumat (7/11/2014), Hizbut Tahrir di Padang, Sumatera Barat (Sumbar) mendesak Presiden Joko Widodo atau Jokowi menunda bahkan membatalkan rencana menaikkan harga BBM bersubsidi. Sebab, kebijakan itu akan berujung kesengsaraan rakyat dan malah akan memperkaya mafia-mafia minyak.
Advertisement
Hingga demo berakhir, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno tidak muncul menemui pendemo karena tidak berada di tempat.
Di Solo, Jawa Tengah ratusan anggota Hizbut Tahrir Indonesia berkumpul di Bundaran Gladag. Mereka juga menyerukan penolakan terhadap rencana kenaikan harga BBM bersubsidi.
Massa menuntut pemerintahan Jokowi meninjau kembali rencana kenaikan tersebut Selain itu, massa mengecam pengolahan migas yang melibatkan pihak asing. Hal tersebut dianggap sebagai penyelewengan terhadap kemerdekaan Indonesia karena menyerahkan pengelolaan kekayaan alam dalam negeri pada kapitalis asing.
Sama seperti di Padang dan Solo, massa Hizbut Tahrir di Cianjur, Jawa Barat juga menilai kenaikan harga BBM akan menyengsarakan rakyat. Karena akan diikuti dengan kenaikan harga bahan kebutuhan pokok.
Di depan kompleks Kantor Bupati Cianjur, massa Hizbut Tahrir berorasi menolak wacana kenaikan harga BBM sebesar Rp 2.500 hingga Rp 3.000 karena dinilai bertentangan dengan syariat Islam.
Dalam aksinya, massa Hizbut Tahrir yang didominasi kaum perempuan ini juga melibatkan anak-anak di bawah umur. (Ans)