Liputan6.com, Jakarta - Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Ridwan Mukti mempertanyakan banyaknya pihak yang memprotes keinginan Aburizal Bakrie atau Ical, untuk mencalonkan diri kembali sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode selanjutnya.
Bahkan menurut dia, mereka yang menolak Ical kembali untuk maju jadi ketua umum partai berlambang pohon beringin tersebut telah menunjukkan sikap yang tidak demokratis.
"Kalau menolak ARB (Ical) maju nyalon ketum lagi, justru artinya tidak demokratis," kata Ridwan dalam diskusi bertajuk 'Menyegarkan Partai Golkar' di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (7/11/2014).
Dia berujar, jika tidak ada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai yang dilanggar Ical maka jika dia ingin maju kembali, hal tersebut sah-sah saja bahkan tak akan menjadi masalah.
"Kita persilakan (Ical maju), hak orang untuk dipilih dan memilih kan," ujar Ridwan.
Namun demikian, Bupati Musirawas, Sumatera Selatan itu meyakini jika sebenarnya masih banyak kader muda Golkar yang lebih layak untuk maju sebagai ketua umum. Selain itu, Ridwan juga yakin jika idealnya pemimpin Golkar mendatang masih berusia 50-an tahun.
"Jadi, kita tidak melarang, tapi kita meminta kearifan. Partai Golkar banyak kader mudanya dan mereka siap maju. Pak Akbar Tandjung saat maju usianya 50-an. Pak Aburizal sendiri waktu maju masih 50-an," tandas Ridwan.
Ical Disarankan Tak Nyalon Lagi
Pengamat politik dari Charta Politika Yunarto Wijaya menilai kepemimpinan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical selama hampir 5 tahun telah gagal membawa Golkar menjadi Partai yang besar. Jika Golkar ingin berkembang, dia menyarankan agar Aburizal sebaiknya tidak maju kembali sebagai ketua umum.
"Kalau Ical memang dianggap gagal, dibuang saja. Itu harga mati," kata Yunarto dalam diskusi bertajuk 'Menyegarkan Partai Golkar' di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (7/11/2014).
Yunarto menegaskan dirinya memiliki alasan yang kuat mengatakan hal tersebut. Ia mencontohkan, raihan Golkar di Pemilu Legislatif 2014 lalu yang hanya menempati peringkat 2 di bawah PDIP.
Menurut dia, raihan tersebut tak bisa dilepaskan dari Ical yang memaksakan diri menjadi calon presiden meski elektabilitasnya rendah. "Kalau elektabilitas tokoh lebih rendah dari elektabilitas partai, justru partai akan terbebani," ujar dia.
Namun demikian, Yunarto menyerahkan keputusan kembali kepada Partai Golkar. Menurut dia, kader Partai Golkar-lah yang mengetahui kesuksesan atau kegagalan yang dialami partainya. "Ketika orang lama mau maju, nilai ketua Anda yang lama, berhasil atau nggak? Sama dengan direksi, kalau gagal ya gagal, dibuang saja," tandas Yunarto.
Wabendum Golkar: Tolak Ical Nyalon Ketum Lagi, Tidak Demokratis
Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Ridwan Mukti mengatakan bahwa hak orang adalah untuk dipilih dan memilih.
diperbarui 08 Nov 2014, 07:37 WIBKetua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical. (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 Ramadan UpdateDahulukan Makan atau Sholat Dulu? Ini Jawaban Gus Baha
6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Intip Resep Tongkol Balado yang Lezat dan Pedasnya Bikin Nagih
VIDEO: Viral Warga Gerebek Oknum Camat di Surabaya, Diduga Sembunyikan Wanita
Viral, Perusahaan di China Paksa Karyawannya Menelan Api Agar Lebih Semangat Memulai Hari
Protein Hewani Apa Saja: Panduan Lengkap Sumber Nutrisi Penting
Ikut Program 3 Juta Rumah, Kentanix Supra Incar Marketing Sales Rp 300 Miliar
Ciri Ciri Rematik pada Kaki: Kenali Gejala dan Penanganannya
Indonesia Butuh Dana Swasta Rp 700 Triliun untuk Infrastruktur
7 Potret Sebelum Sesudah Diet Polisi Gendut di Trenggalek, Dapat Bonus Jutaan
Kejagung: 2 Hakim PN Surabaya yang Vonis Bebas Ronald Tannur Kembalikan Uang
Kisah Sunan Kalijaga Menyamar jadi Santri Tua hingga Dibakar Hidup-Hidup karena Dituduh Menista
6 Fakta Film Pengantin Iblis Karya Azhar Kinoi Lubis, Taskya Namya dan Wafda Saifan Syuting di Tegal
66,3 Ton Sampah Kiriman Diangkut dari Pantai Kedonganan Bali dalam 13 Hari, 2 Penyu Hidup Ditemukan Terperangkap