Jokowi Akan Bertemu Obama di KTT APEC Beijing

Setelah KTT APEC di Beijing, China, Jokowi akan menghadiri KTT ASEAN di Naypyidaw, Myanmar.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Nov 2014, 08:32 WIB
Setelah KTT APEC di Beijing, China, Jokowi akan menghadiri KTT ASEAN di Naypyidaw, Myanmar.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Indonesia Joko Widodo akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk yang pertama kalinya. Pertemuan tersebut akan berlangsung di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Beijing, China, pada Senin 10 November pekan depan. Hal itu dikonfirmasi oleh Penasihat Keamanan Nasional AS Susan Rice.

Menurut Rice, selain bertemu Jokowi, Obama juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Australia Tony Abbott di sela-sela forum APEC, di mana para pemimpin dari kawasan itu berusaha untuk meraih kesepakatan perdagangan pan-Pasifik.

Sementara itu, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengatakan, setelah KTT APEC, Jokowi akan menghadiri KTT ASEAN di Naypyidaw, Myanmar pada 12-13 November.

KTT para pemimpin APEC di Beijing menandai pertemuan internasional terbesar bagi tuan rumah Xi Jingping sejak ia menjabat sebagai Presiden pada 2012.

Rice mengatakan kunjungan kenegaraan resmi Obama dengan Presiden China Xi Jinping merupakan momen kedua kedua pemimpin untuk berdialog.

"Presiden Obama menghargai kesempatan untuk melakukan pembicaraan bebas dan mendalam dengan Presiden Xi tentang prioritas kami masing-masing berkat hubungan bilateral yang luas dan penting AS-Tiongkok," kata Rice.

"Kami berusaha untuk membangun hubungan dengan Tiongkok bahwa kemajuan ekonomi Amerika dan kepentingan keamanan, itu memecahkan masalah-masalah global dan sesuai dengan nilai-nilai dan kepentingan Amerika," katanya.

Beberapa waktu lalu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry menghadiri pelantikan Presiden Jokowi. Di sela-sela upacara pengambilan sumpah, Kerry melakukan serangkaian pertemuan bilateral untuk mendesak Jokowi dan pemimpin Asia Tenggara lainnya mengambil tindakan lebih terhadap ancaman dari ISIS. (Ant)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya