5 Laga Historis Liverpool Vs Chelsea

Pertemuan Liverpool dan Chelsea selalu menarik untuk dibahas, karena banyak kejadian unik, heroik, dan kontroversial.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 08 Nov 2014, 15:17 WIB
Prediksi Liverpool vs Chelsea (Liputan6.com/Yoshiro)

Liputan6.com, Jakarta Duel dahsyat akan tersaji di pekan ke-11 Liga Inggris. Dua tim raksasa Liverpool akan bertemu Chelsea di Stadion Anfield, Sabtu (8/11/2014) malam WIB.

Chelsea jadi unggulan mengingat pasukan Jose Mourinho sedang berada dalam kondisi puncaknya. Sementara itu, Liverpool yang jadi pesaing gelar musim lalu, justru loyo dan kini terdampar di papan tengah.

Pertemuan Liverpool dan Chelsea selalu menarik untuk dibahas. Kejadian unik, heroik, dan kontroversial yang tak pernah absen dalam duel Liverpool dan Chelsea.

Berikut lima duel historis antara Liverpool dan Chelsea:


Semifinal Piala FA

Bill Shankly (Indonesia Liverpoolfc.com)

Laga yang patut dikenang terjadi pada Maret 1965. Saat itu, Chelsea – yang dinakhodai Tommy Docherty – jadi unggulan untuk meraih treble di Inggris. Wajar saja, mereka memiliki Ron Harris dan Peter Bonetti di era itu. Liverpool diprediksi akan kalah dari The Blues secara menyedihkan di semi-final Piala FA.

Namun Shanks punya kartu As yang belum ia tunjukkan. Sang manajer melakukan framing dan membuat Chelsea secara tidak langsung semakin percaya diri bisa mencapai final, lalu menggebrak ruang ganti dan memerintahkan timnya untuk menghajar ‘lawan yang sombong’ itu.

Strategi Shanks ternyata sukses berat. Timnya yang diprediksi kalah justru mendepak Chelsea dengan skor 2-0 dan melaju ke final.
    


Gol Hantu Luis Garcia

Gol Luis Garcia (dailymail.co.uk)

Mungkin tak banyak orang yang mengingat laga pada Mei 2009. Tapi kalau menyebut frasa kunci ‘gol hantu’ Luis Garcia, tentu para penggila sepakbola familiar dengannya.

Ya, dalam laga ini tercipta gol yang membuat Jose Mourinho berang dan tak mau mengakui gol tersebut (dan sang pencetak gol, Garcia, sempat meragukan golnya sendiri saat itu!). Gol hantu yang kontroversial ini selanjutnya membawa Liverpool ke semi-final Liga Champions .

Dengan kedudukan 0-0 di leg pertama, Garcia melambungkan bola melewati Petr Cech, namun William Gallas membuangnya tepat di mulut gawang. Siapa sangka, wasit Lubos Michel menilai bola telah melewati garis dan ia menunjuk lingkaran tengah lapangan.

Bahkan hingga hari ini, The Special One, akan mencibir kalau bicara tentang momen penentu itu. Sementara, Garcia sendiri sempat menyampaikan keraguannya.


Perempat Final Liga Champions

Selebrasi striker Chelsea asal Prancis, Nicolas Anelka ke gawang Fulham dalam laga lanjutan EPL yang digelar di Stamford Bridge, London Barat, 2 Mei 2009. AFP PHOTO/Glyn Kirk

Ini adalah laga perempat-final Liga Champions yang sudah dimenangkan Chelsea di leg pertama. Mungkin begitulah pikir orang-orang setelah melihat kemenangan 3-1 The Blues di Anfield. Laga tanpa gol untuk menjaga keunggulan jadi prediksi; The Reds harus bermain tanpa Steven Gerrard saat itu.

Namun, apa yang tersaji justru di luar bayangan, laga berjalan seru, tensi dan tempo begitu tinggi, membuat para fan Chelsea berdebar-debar setiap detiknya. Liverpool bermain lepas, mencetak dua gol di paruh pertema dan menghapus keunggulan Chelsea.

Kegelisahan berkoar di Stamford Bridge, manajer Guus Hiddink menanggapinya dengan memasukkan Nicolas Anelka dan menyaksikan kubunya mencetak tiga gol balasan. Namun kemudian kembali kehilangan arah saat Lucas Leiva menyamakan kedudukan, disusul Dirk Kuyt yang mencetak gol di sisa delapan menit.

Untung saja, maskot dan legenda Chelsea Frank Lampard mampu menyamakan kedudukan, sekaligus mengakhiri senam jantung fans Chelsea dengan meraih agregat 7-5.



Gigitan Luis Suarez

Laga tersebut akan diingat bukan karena pertandingan yang ketat, melainkan karena kejadian sureal yang terjadi di menit ke-66: Luis Suarez – mesin gol Liverpool – menancapkan giginya di lengan bek Chelsea, Branislav Ivanovic. Api pertandingan pun semakin besar saat Suarez menyamakan kedudukan di menit tambahan.

Kejadian ini luput dari pandangan wasit saat itu. Ivanovic bahkan menunjukkan bekas gigitan Suarez kepada wasit, tapi tidak ada keputusan langsung yang diberikan. Malang bagi Suarez, FA justru memberikan larangan bermain di 10 pertandingan baginya.

Momen ini kembali terulang di Piala Dunia 2014, saat Uruguay menghadapi Italia, dan Giorgio Chiellini jadi korbannya.

 


Steven Gerrard Terpeleset

Steven Gerrard terpeleset saat laga Liverpool Vs Chelsea (dailystar)

April 2014 merupakan pertemuan terakhir antara Chelsea dan Liverpool, baru terjadi di musim lalu, tapi membicarakan momen ini takkan ada habisnya.

Momen yang takkan bisa dilupakan oleh para Kopites ini tentu akan tercatat dalam sejarah dan diceritakan sebagai dongeng tentang (sekali lagi) kegagalan Liverpool meraih gelar Liga Primer Inggris. Hanya saja, dongeng ini semakin mewah karena Steven Gerrard – yang selalu dielu-elukan -  terpeleset dan memberikan ‘assist’ pada gol Demba Ba. Perburuan gelar mereka ada di ujung tanduk dan semua semakin parah saat Chelsea mencetak gol kedua mereka.

Usai laga, Brendan Rodgers yang sempat berguru pada Mourinho menyampaikan keluh-kesahnya di konferensi pers, “Jose senang bekerja dan bermain seperti itu, dan ia mungkin akan memperpanjang CV-nya dan mengatakan itu berhasil.”

“Tapi itu bukan gaya bermain saya. Saya suka mengambil inisiatif dalam laga dan membiarkan para pemain berekspresi. Kami melakukan segala yang kami bisa, tapi permainan kami ditentukan oleh kreativitas penyerangan kami dan kami tak pernah berhenti.”

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya