Pembunuh 2 WNI di Hong Kong Incar Perempuan Filipina Ini?

Sejumlah orang yang pernah mengenal Jutting tak pernah menyangka jika pria berkacamata tersebut bisa melakukan pembunuhan sadis seperti itu.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 08 Nov 2014, 13:37 WIB
WNI di Hong Kong, Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih berakhir dengan tragis di tangan seorang pegawai Bank of America, Rurik Jutting.

Liputan6.com, Wan Chai - Kepolisian Hong Kong tengah menelusuri motif pembunuhan yang diduga dilakukan bankir asal Inggris, Rurik Jutting terhadap 2 warga negara Indonesia (WNI), Sumarti Ningsih alias Alice dan Seneng Mujiasih alias Jesse Lorena di Hong Kong, termasuk mencari tahu latar belakang si tersangka.

Sejumlah orang yang pernah mengenal Jutting tak pernah menyangka jika pria berkacamata tersebut bisa melakukan pembunuhan sadis seperti itu. Bahkan, menurut mata mantan kekasih terakhir, Ariane Guarin, Jutting merupakan sosok lelaki yang baik dan penyayang.

"Dia pria normal. Selama 6 bulan berhubungan dengannya, dia tak pernah menyakitiku," ujar Ariane dalam wawancara ekslusif dengan Daily Mail, Sabtu (8/11/2014). Wanita itu menegaskan saat masih bersama dirinya, Jutting tidak mengalami gangguan mental.

Ariane yang berasal dari Filipina itu juga menegaskan bahwa hubungannya dengan Jutting sudah putus sebelum adanya pembunuhan tersebut. Waktu itu, keduanya berpacaran saat Jutting berkunjung ke Manila.

Perempuan tersebut juga mengungkapkan bahwa komunikasi terakhir antara dirinya dengan Jutting terjadi pada tanggal 11 Oktober 2014. Sementara, jasad Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih ditemukan pada 1 November.

Ariane pun mengaku beruntung sudah tak lagi bersama Jutting dan menolak ajakan mantan pegawai Bank of America Merrill Lynch (BAML) tersebut untuk datang ke Hong Kong. Tak diketahui mengapa tiba-tiba Jutting memintanya ke Hong Kong. Diduga Jutting juga mengincar Ariane.

"Dia sempat meminta aku untuk ke Hong Kong dan tinggal seminggu dengannya, tapi aku tak bisa, karena aku kesulitan mengurus paspor. Aku merasa beruntung, dan benar-benar bersyukur tidak ke sana," jelas wanita berusia 22 tahun tersebut.

Foto dok. Liputan6.com

Ariane dan Jutting (Daily Mail)


Psikopat?

Menurut mantan pacar Jutting yang lain, sebelum menjadi tersangka pembunuhan, lulusan Cambridge University itu sempat depresi hingga mencoba bunuh diri.

"Dia mencoba bunuh diri karena sedang berada dalam tekanan di pekerjaannya. Dia depresi," kata mantan pacar yang enggan disebutkan namanya, seperti dimuat New York Daily News.

Jutting diketahui mengundurkan diri dari pekerjaannya di Bank of America beberapa pekan lalu. Sebelum mengajukan resign, ia sempat mengirim pesan melalui e-mail ke kantornya. Begini petikan pesan tersebut: "Aku keluar dari pekerjaanku. Bagi yang membutuhkan pertanyaan, silakan hubungi orang yang tidak psikopat."

Mantan pacar yang pernah menjalani hubungan selama 2 bulan tersebut mengaku dirinya sangat terkejut ketika mendengar kabar Jutting membunuh 2 WNI di Hong Kong.

"Dia itu orangnya baik, perfeksionis, dan keras. Setiap kali kita bertemu, dia kerap bercerita soal pekerjaannya yang membuat dia stres. Dia juga bilang punya masalah dalam hal keuangan," beber si mantan kekasih.

Jutting diduga membunuh Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih di apartemennya di Distrik Wan Chai, Hongkong. Jenazah Sumarti Ningsih ditemukan dalam koper di balkon lantai 31 apartemen milik Jutting di Distrik Wan Chai, Hongkong, pada Sabtu 1 November 2014 lalu. Sedangkan Jesse awalnya ditemukan hidup dengan luka tikaman parah di leher dan bokongnya. Namun wanita malang itu meninggal tak lama kemudian di lokasi kejadian.

Si tersangka tengah menjalani proses hukum di kepolisian Hong Kong. Dia telah dihadapkan ke pengadilan di wilayah timur Hong Kong Senin 3 November kemarin. Setelah sidang perdana, bankir tersebut akan tetap ditahan dan akan kembali dihadapkan ke depan hakim Pengadilan Hong Kong pada 10 November 2014 mendatang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya