43 Mahasiswa Dibunuh Atas Perintah Walikota, Meksiko Rusuh

Para demonstran di Meksiko menuding telah terjadi persekongkolan antara aparat dan geng narkoba terkait penculikan mahasiswa.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 09 Nov 2014, 15:10 WIB
Para demonstran di Meksiko menuding telah terjadi persekongkolan antara aparat dan geng narkoba terkait penculikan mahasiswa (AFP)

Liputan6.com, Mexico City - Kasus penculikan dan pembunuhan sadis terhadap puluhan mahasiswa yang dilakukan oleh geng narkoba yang bersekongkol dengan aparat kepolisian Meksiko membuat warga sekitar murka. Kerusuhan pun terjadi.

Seperti dimuat BBC, Minggu (9/11/2014), ribuan orang turun ke jalan untuk menggelar aksi protes besar-besaran terhadap tindakan aparat yang dinilai semenang-mena terhadap mahasiswa. Demonstrasi berlangsung rusuh. Sejumlah mobil pun dibakar.

Para demonstran juga menuding telah terjadi persekongkolan antara aparat dan geng narkoba. Mereka juga memprotes sikap pemerintah yang kurang tegas mengusut kasus hilangnya mahasiswa.

Jaksa Agung Meksiko Jesus Murillo Karam sebelumnya menyatakan 43 mahasiswa diculik polisi atas perintah Jose Luis Abarca yang kala itu masih menjabat Walikota Iguala.

Polisi kemudian memberikan para pelajar tersebut kepada geng narkoba Guerreros Unidos. Mereka kemudian dibunuh dan dibakar hingga menjadi abu. Sisa pembakaran jasad tersebut kemudian dibuang ke sungai.

"Itu kesimpulan dari para penyelidik sejauh ini," kata Jesus, seperti dimuat CNN. Kata dia, sebagian mahasiswa tewas karena gas beracun, sebagian lainnya ditembak aparat. kemudian dibakar.

Hal ini membuat petugas berwenang kesulitan mencari DNA para korban. Sementara, sejumlah orangtua para mahasiswa yang hilang bersikeras, buah hati mereka masih hidup, dan bahwa bukti yang ada tidak meyakinkan soal nasib anak mereka.

"Kami tak akan mempercayai apapun hingga para ahli mengatakan pada kami: benar itu mereka," kata Mario Cesar Gonzalez, ayah dari seorang mahasiswa.

Kini 3 anggota geng narkoba yang diduga kuat sebagai pelaku telah ditangkap. Ketiga tersangka mengaku membuang puluhan mahasiswa berusia 20-an tersebut ke daerah terpencil di Kota Cocula.

Aparat juga telah menahan Walikota Iguala Jose Luis Abarca yang diduga otak penculikan dan pembunuhan. Istrinya, Maria de los Angeles Pineda juga ditangkap saat pasangan itu berusaha sembunyi di Mexico City awal pekan ini.  

Kampus tempat para mahasiswa belajar punya sejarah panjang selama 80 tahun sebagai benteng ideologi kiri di Meksiko. Dan para siswanya terkenal sebagai aktivis.

Mantan walikota dan istrinya itu diduga menganggap aksi para mahasiswa akan mengganggu kepentingan mereka. Maka, walikota meminta kepala polisi Felipe Flores Velasquez menghentikan demonstrasi. Pak kepala kepolisian masih buron hingga saat ini. (Yus)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya