Harga BBM Naik, Pemerintah akan Beri Insentif ke Industri

Pemerintah akan memberikan insentif seperti pembangunan capacity building kepada industri.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Nov 2014, 15:44 WIB
Salah satu SPBU di Jakarta Utara tampak memasang papan bertuliskan "kuota solar subsidi hari ini habis", Jakarta,(29/8/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi sebelum Januari 2015 dinilai tidak akan menganggu kinerja industri, terutama skala besar.

Menteri Perindustrian, Saleh Husin mengatakan, selama ini industri-industri tersebut sudah tidak menggunakan BBM bersubsidi sehingga kenaikan harga nantinya tidak akan berdampak besar.

"Kalau industri saya rasa tidak, secara umum tidak akan terlalu menganggu. Karena selama ini mereka sudah menggunakan BBM industri. Paling yang terganggu itu IKM (industri kecil menengah) dan usaha-usaha kecil, tapi itu kan bukan industri," ujar Saleh di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Senin (10/11/2014).

Menurut Saleh, bagi industri, kenaikan ini hanya akan berpengaruh terhadap biaya logistik barang. Namun kenaikannya terhitung tidak signifikan sehingga tidak terlalu membebani biaya produksi.

"Mungkin yang berpengaruh itu logistiknya. Kira-kira naiknya tidak terlalu besar, tidak sampai 4 persen. Itu secara keseluruhan pada biaya produksi, jadi bukan hanya logistik saja," lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Imam Haryono menjelaskan, jika kenaikan harga BBM bersubsidi ini nantinya memberikan dampak pada industri, pemerintah akan mengupayakan pemberian insentif melalui pembangunan capacity building sehingga industri dapat meningkatkan produktivitas.

Selain itu, pengalihan subsidi BBM ini juga akan menyasar pada sektor-sektor produktif. Dengan demikian, diharapkan membantu industri mengurangi biaya logistik karena adanya perbaikan dan pembanguan infrastruktur, berkurangnya tingkat kongesti dan dwiling time di pelabuhan dan lain-lain.

"Itu akan bisa mengefisiensikan. Kalau itu bisa diperbaiki kan sudah ada penghematan. Karena industri ini kan sudah berjasa memberikan pemasukan pada negara, sekali kena dampak maka harus diatasi dengan cepat," tandas Imam. (Dny/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya