Liputan6.com, Beijing - Peristiwa besar terjadi disela-sela pertemuan APEC. Presiden China, Xi Jinping akan melangsungkan pertemuan empat mata dengan Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe.
Perudingan ini disebut bersejarah karena kedua negara besar di Asia acap kali terlibat perseteruan. Hal tersebut semakin menarik karena Abe dan Xi baru pertama bertemu sejak keduanya berkuasa di negara masing-masing.
Advertisement
Perundingan ini pun disebut sebagai langkah awal menuju resotorasi hubungan kedua negara. Diharapkan dalam perundingan nantinya, kedua Abe dan Xi dapat menyingkirkan segala perbedaan yang berpotensi memperkeruh keadaan.
Walau begitu, sinyal positif terkait pertemuan akan membuahkan hasil yang baik sudah mulai tampak. Sinyal itu terlihat saat pemerintah Negeri Matahari Terbit menyambut baik ide adanya pertemuan antara Xi dan Abe.
"Saya percaya China dan Jepang akan mengambil langkah maju demi memperkuat hubungan kedua negara agar kami bisa kembali ke prinsip hubungan strategis yang saling menguntungkan," sebut Abe, seperti dikutip dari IBT, Senin (10/11/2014).
Terselenggaranya pertemuan Abe dan Xi sempat menjadi simpang-siur. Beberapa pihak menyatakan pertemuan itu belum dikonfirmasi resmi.
Namun, akhirnya otoritas setempat mengonfirmasi pertemuan kedua pemimpin ini. Rencananya Abe dan Xi bertemu di Beijing Great Hall selama 30 menit.
Di tempat itu sejumlah agenda akan dirundingkan. Termasuk di antaranya implementasi kerja sama maritim China dan Jepang.
Jepang dan China merupakan dua negara bertetangga yang tidak selalu rukun. Mereka terlibat dalam perseteruan abadi di Laut China Timur.
Di perairan ini terdapat sebuah pulau bernama Senkaku atau China menyebutnya sebagai Diayou, yang dimana karena pulau itu kedua negara terlibat adu klaim dan bahkan tak jarang kapal dari China dan Jepang saling berhadap-hadapan.
Upaya untuk mendamaikan China dan Jepang pun bukannya tidak pernah terwujud. Tetapi, segala usaha ini terlihat sia-sia karena aksi provokatif di Laut China Timur terus dilakukan kedua negara.
Tidak tinggal diam, sebelum pertemuan digelar Xi menyatakan Tokyo harus berperan aktif demi meningkatkan kepercayaan antar-kedua negara. Kepercayaan ini sangat penting karena dapat menciptakan stabilitas keamanan dan perdamaian di kawasan. (Ans)