Liputan6.com, Bangkok - Di tengah seruan organisasi pemerhati hak asasi manusia (HAM), Thailand akan mendorong balik ratusan warga Rohingya yang merupakan imigran ilegal asal Myanmar kembali ke tengah laut. Para pengungsi etnis minoritas yang kerap jadi sasaran kekerasan itu sebelumnya memasuki perairan di pesisir selatan Thailand, tepatnya di Distrik Kapoe.
"Ada 259 warga Rohingya yang tertangkap memasuki perairan Thailand. Mereka menggunakan perahu boat yang akan didorong kembali ke tengah laut," demikian disampaikan pejabat Kepolisian Distrik Kapoe Kolonel Sanya Prakobphol, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (11/11/2014).
Sementara, Chris Lewa dari LSM pelindung Rohingya, Arakan Project, mengatakan mereka tertangkap sekitar 3 kilometer dari pesisir Thailand. Ini merupakan bagian dari eksodus besar-besaran Rohingya melalui laut.
"Rata-rata sekitar 900 orang Rohingya pergi dengan perahu pada pertengahan bulan silam. Kami melihat eksodus besar melalui laut hampir 10 ribu orang," beber Lewa.
Adapun aparat di Kapoe tidak bisa memastikan asal mereka dari Rohingya atau bukan. Hanya saja Kolonel Sanya Prakobphol mengatakan 259 orang yang akan didorong balik ke laut tersebut adalah muslim asal Myanmar yang hendak mengadu peruntungan nasib di Malaysia.
"Mereka adalah imigran ilegal. Jika mereka datang, kami akan mendorong mereka kembali. Apa yang terjadi selanjutnya adalah masalah mereka," tukas Sanya.
Pada Juni dan Oktober 2012 kerusuhan bernuansa etnis pecah di negara bagian Rakhine, Myanmar. Puluhan ribu warga Rohingya kemudian meninggalkan wilayah mereka. Kekerasan etnis ini setidaknya menewaskan ratusan orang dan membuat 140 ribu warga minoritas tersebut kehilangan tempat tinggal.
Reuters menulis, Rohingya tidak diakui kewarganegaraannya oleh pemerintah Myanmar meski telah tinggal beberapa generasi di negara yang dulunya bernama Burma tersebut. Praktis, mereka sulit mendapatkan pekerjaan, sekolah ataupun jaminan kesehatan.
Laporan khusus Reuters tahun lalu mengungkapkan, banyak pengungsi Rohingya yang perahunya terdampar di Thailand menjadi korban penyekapan sindikat perdagangan manusia. Mereka umumnya disekap di hutan, hingga kerabat mereka membayar tebusan.
Merujuk peringkat tahunan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Thailand menempati tingkat terendah perlakuan terhadap para imigran ilegal di pusat penampungan imigrasi mereka. Kondisi ini setara dengan Korea Utara dan Republik Afrika Tengah.
Sementara pejabat kepolisian setempat, Kolonel Sanya mengatakan, ratusan pengungsi Rohingya yang terjaring saat ini berada di penampungan. Namun, ia menegaskan mereka akan segera dikembalikan ke perahu dan didorong ke lautan.
"Siapa yang akan memberi makan mereka (pengungsi Rohingya)? Saya kerja keras memberi makan mereka setiap hari. Tidak ada negara yang ingin orang asing masuk rumah mereka," tandas Sanya.
Thailand Tolak 'Manusia Perahu' Rohingya
Para pengungsi etnis minoritas Rohingya itu sebelumnya memasuki perairan di pesisir selatan Thailand, yakni Distrik Kapoe.
diperbarui 11 Nov 2014, 08:00 WIBImigran ilegal Rohingya, Myanmar. (Reuters)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Tim Gegana Brimob Polda Lampung Sisir Gereja-Gereja di Bandar Lampung untuk Antisipasi Terorisme
Hasto Jadi Tersangka, PDIP: Keterangan Megawati Terbukti Partai Mau Diacak-acak
Polisi Tangkap Tersangka Pemerasan Modus Pura-Pura Tertabrak Mobil di Kota Bandung
Gunung Raung Erupsi, BPBD Bondowoso Bagikan Masker untuk Masyarakat
Akselerasi Industri 4.0, Kemenperin Resmikan Ekosistem Solusi Teknologi SFI
Erupsi Gunung Raung, Penerbangan di Bandara Banyuwangi Normal
Tips Mengatasi Bau Badan: Panduan Lengkap untuk Tubuh Segar dan Percaya Diri
DPP PDIP Tanggapi Penetapan Status Tersangka pada Sekjen Hasto Kristiyanto
Gunung Raung Erupsi, Pelayanan Kereta Api di Daop 9 Jember Berjalan Normal
Dulu Kena PHK, Kini Sudarti Bisa Sejahtera Berkat Pertanian Tembakau
PDIP Ungkap Kondisi Hasto Usai Ditetapkan KPK Jadi Tersangka Kasus Harun Masiku
Ciri Islam Ahlussunah wal Jamaah Diungkap Gus Baha, Pasti Begini