Liputan6.com, Seoul - Hukuman berat membayangi Kapten Lee Joon-Seok, nakhoda feri Sewol yang tenggelam April lalu dan menewaskan lebih dari 300 orang. Jaksa menuntutnya dihukum mati, dan hakim sedang mempertimbangkan apakah ia layak dieksekusi gantung.
Kapten kapal Lee Joon-seok termasuk 15 awak yang diadili atas kecelakaan maut Kapal Sewol, salah satu bencana maritim terburuk dalam sejarah Korea Selatan. Ancamannya yang paling berat.
Dilansir dari BBC, Selasa (11/11/2014), hakim di selatan kota Gwangju juga akan menjatuhkan vonis dan hukuman untuk 15 anggota awak pada hari persidangan mendatang.
Jaksa Korsel menuntut hukuman mati Lee, dengan alasan bahwa ia mengabaikan tugasnya, mencari-cari alasan dan berbohong.
Hukuman mati jarang terjadi di Korea Selatan. Hanya ada satu eksekusi dalam 15 tahun terakhir, meskipun ada sejumlah narapidana yang divonis mati.
Sementara tiga awak kapal didakwa dengan pembunuhan dengan hukuman seumur hidup. Lalu kru lainnya mendapati hukuman lebih ringan karena dianggap telah melanggar hukum maritim, dengan hukuman penjara antara 15 dan 30 tahun.
Kapten dan beberapa kru yang dihukum itu adalah orang-orang pertama yang meninggalkan kapal ketika kapal penyelamat tiba.
Kemarahan publik pun muncul, setelah mengetahui dari kesaksian di persidangan bahwa kru meminta para penumpang untuk berada di kapal yang sudah miring dan nyaris tenggelam.
Sebanyak 295 mayat telah dievakuasi oleh tim penyelam, sedangkan sembilan orang masih belum diketahui nasibnya.
Kasus ini menyebabkan kritik keras terhadap standar keselamatan dan penanganan pemerintah terhadap operasi penyelamatan. Apalagi musibah itu terjadi di siang bolong.
Akibat musibah tersebut, penjaga pantai Korsel rencananya akan dibubarkan dan diganti dengan lembaga baru.
Bencana tersebut dilaporkan terjadi akibat kesalahan pada desain ulang ilegal kapal, kelebihan muatan dan kurangnya pengalaman para anggota awak kemudi kapal.
Sewol ditumpangi oleh 476 orang -- sebagian besar anak-anak sekolah yang akan berwisata ke Pulau Jeju -- ketika terbalik di lepas pantai selatan Korea Selatan pada tanggal 16 April. Hanya 172 orang selamat dari tragedi tersebut.
Sebuah persidangan terpisah berlangsung untuk karyawan perusahaan yang yang mengoperasikan Sewol, Chonghaejin Marine Co.
Sementara pemilik perusahaan Sewol sekaligus miliarder Yoo Byung-eun menghilang setelah kecelakaan, ia kemudian ditemukan tewas. (Ein)
Hakim Segera Tentukan Apakah Nakhoda Sewol Layak Divonis Mati
Jaksa menuntut Kapten Lee Joon-Seok dengan hukuman mati. Sementara 15 awak lain dituntut hukuman maksimal seumur hidup.
diperbarui 11 Nov 2014, 11:41 WIBKapten Kapal Sewol. (Reuters)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Menko Yusril soal Prabowo Akan Maafkan Koruptor: Bagian Rencana Amnesti dan Abolisi
Sinopsis Film 'Pengantin Setan', Diangkat dari Kisah Nyata yang Viral di TikTok
Seragam Umrah Ayu Ting Ting Sekeluarga Ternyata Rancangan Desainer Indonesia
3 Tempat Wisata Dicap Paling Angker di Boyolali, Berani Mampir?
Mengenal JuMBO Objek Seukuran Jupiter yang Mengambang Bebas di Luar Angkasa
Link Live Streaming Carabao Cup Tottenham Hotspur vs Manchester United, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Jumat 20 Desember 2024
Bakal Hadapi Cuaca Ekstrem, Ketum PDIP Megawati Minta Pemerintah Segera Lakukan Mitigasi
Sinopsis dan Jadwal Tayang Film 'Sorop', Diangkat dari Thread Viral
Seafood hingga Wedang Bandrek, Sensasi Kuliner Tak Terlupakan Kurnia Seafood Semarang di Akhir Tahun 2024
Zulhas Senggol Kebijakan Bagi-Bagi Sembako Gratis
Istri Berulang Kali Minta Cerai, Bagaimana Suami Harus Bersikap? Ini Kata Buya Yahya