Lebih Macet Mana, Jakarta Atau New York?

Pembatasan angka kecepatan ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan khususnya bagi anak-anak serta usia lanjut.

oleh Yongki Sanjaya diperbarui 14 Nov 2014, 20:03 WIB
Pembatasan angka kecepatan ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan khususnya bagi anak-anak serta usia lanjut.

Liputan6.com, New York - Tingginya angka kecelakaan di New York dinilai pemerintah setempat makin mengkhawatirkan. Untuk itu, Walikota New York, yakni Bill de Blasio pun mencanangkan program bernama Zero Vision sebagai langkah krusial dalam mengurangi angka kematian di jalan.

Melansir laman Autoblog, Selasa (11/11/2014), program Zero Vision tersebut salah satunya berisi aturan pembatasan kecepatan. Jika sebelumnya kecepatan maksimal kendaraan yang ada di New York mencapai 48 km/jam, dengan adanya program ini maka kecepatan dibatasi hanya 40 km/jam.

Pembatasan angka kecepatan ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan, khususnya bagi anak-anak serta usia lanjut. Aturan ini pun mendapat dukungan dari para warga New York, terutama yang anggota keluarga yang pernah menjadi korban kecelakaan.

"Ketika Anda menurunkan batas kecepatan dari 48 km/jam menjadi 40 km/jam, maka akan mengurangi dampak fatal andai terjadi tabrakan," papar Polly Trottenberg, Komisioner Departemen Transportasi Amerika Serikat.

Lebih lanjut, Trottenberg mengungkapkan jika selama tahun 2014 ini tercatat setidaknya 24 orang pejalan kaki di New York tewas akibat tabrakan. Kebijakan ini pun sedang dalam tahap uji coba dengan melihat sampai sejauh mana pembatasan kecepatan dapat mengurangi angka kecelakaan.

Jika rupanya kebijakan pembatasan kecepatan ini tidak berhasil menurunkan angka kecelakaan lalu lintas secara signifikan, maka pemerintah setempat pun dikatakan akan kembali menggunakan batas kecepatan 48 km/jam seperti sediakala. Nah, menurut Anda, lebih baik mana? Jakarta atau New York?

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya