Kenaikan BBM Bikin Penjualan Motor Lesu

Dengan pertumbuhan ekonomi membaik, maka masyarakat, terutama di wilayah pedesaan akan mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih baik juga.

oleh Septian Deny diperbarui 11 Nov 2014, 20:17 WIB
Fenomena pertumbuhan transportasi sepeda motor menjadi paling dahsyat di negara seperti Indonesia, India, Taipei.

Liputan6.com, Jakarta - Rencana pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diperkirakan akan membuat tingkat penjualan sepeda motor mengalami penurunan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Executive Vice President Director PT Astra Honda Motor, Johanes Loman. Namun, menurutnya, penurunan tersebut hanya berlangsung sementara saja.

"Menurut saya ada (penurunan), cuma tidak terlalu banyak, hanya short term sekitar 3 bulan sampai 5 bulan. Setelah itu penjualan bisa tumbuh lagi," ujarnya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2014).

Menurutnya, jika harga BBM bersubsidi dinaikan, maka penjualan sepeda motor akan mengalami penurunan sekitar 1 persen hingga 5 persen.

"Kan dengan naiknya BBM, masyarakat mulai hitung-hitung nih. Maka mereka hanya menunda saja untuk membeli. Setelah itu perekonomian baik lagi dan akan membeli lagi," lanjutnya.

Meski demikian, Johanes menyatakan bahwa pihaknya tetap mendukung kebijakan pemerintah ini, asalnya anggaran subsidi BBM benar-benar dialihkan kepada sektor yang tepat sehingga bisa memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat.

"Kalau untuk kenaikan BBM kami sangat mendukung. Karena nantinya dana-dana itu akan bisa dipakai ke hal-hal yang lebih real dan akan membuat perekonomian menjadi lebih tumbuh lagi. Dan kalau saya lihat jangka panjangnya akan menjadi lebih baik," kata dia.

Dengan pertumbuhan ekonomi kembali membaik, maka masyarakat, terutama di wilayah pedesaan diharapkan akan mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih untuk membeli motor.

"Kalau dana-dana itu bener-benar dialokasikan untuk sektor riilyang lebih baik, pertanian lebih baik. Karena  pembeli kita kan lebih banyak di daerah rural atau pedesaan yang tergantung dari agraris," tandasnya. (Dny/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya