Melanie Subono Menentang Konser di Cagar Alam dan Budaya

Menurut Melanie Subono, orang Indonesia masih sangat lemah kesadarannya untuk menjaga lingkungan.

oleh FX. Richo Pramono diperbarui 12 Nov 2014, 07:30 WIB
Aksi Melanie Subono saat berkolaborasi dengan Tony Q di lagu "Saat Waktu Memihakku", Jumat (31/5/14). (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini penyelenggaraan pertunjukan musik jazz di area pegunungan Ijen, Jawa Timur, mendapat penentangan cukup keras dari aktivis lingkungan. Bukan hanya itu, pertunjukan serupa juga kerap dilakukan di area serupa mulai dari cagar alam sampai budaya.

Mengetahui kejadian itu, Melanie Subono menyuarakan penentangan yang sama. Melanie mengecam pertunjukan musik yang diselenggarakan tidak pada tempatnya.

"Jelas itu bukan tempatnya lah! Gue juga nggak setuju banget. Dampaknya luas lho. Perihal kebersihannya, sampai situasi lingkungannya. Kan ada hewan pula yang tinggal di sana," ujar Melanie seusai melakukan latihan tinju di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2014).

Faktor kebersihan menjadi konsen tersendiri bagi Melanie ketika menentang penyelenggaraan pertunjukan musik di cagar alam dan budaya. "Bayangkan saja orang kita tuh suruh jaga kebersihan susahnya minta ampun. Bohong kalau nonton begitu nggak pada ngerokok, nah puntungnya? Pada dibuang dimana tuh? Sepele lho, tapi mencemarkan," tambahnya.

Melanie juga menentang penyelenggaraan musik di area cagar budaya, bahkan yang menjadi tempat ibadah bagi kaum pemeluknya. "Beberapa kali kan pernah tuh di candi, Borobudur, Prambanan juga. Vandalnya orang kita ampung deh, nggak ketolongan," keluhnya.

Melanie merasa banyak dari masyarakat negara kita belum siap diberi tanggung jawab untuk menjaga lingkungan. Ia mengambil contoh dengan budaya orang asing yang akan merasa risih jika tidak menjaga kebersihan.

"Konsep dan ide seperti itu memang dibawa dari luar. Di luar banyak pertunjukan yang diadakan di tempat alam atau budaya, tapi yang gue liat dia sangat tanggung jawab. Sampai puntung rokok saja contohnya, dia masukin kantong plastik, dan dibuang saat ketemu tempat sampah," lanjut Melanie.

Bahkan Melanie tegas menyampaikan tidak perlu pemerintah memberikan izin untuk menyelenggarakan acara serupa di cagar alam dan budaya. "Tempat seperti itu harusnya ditutup dan dilindungi buat acara macam-macam. Jangan lemah sama penyelenggaranya," tuturnya.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya