Batu Bara Tertekan, Bumi Resources Sulit Perbaiki Utang

Standar & Poor's, lembaga pemeringkat internasional menurunkan peringkat utang Bumi Invesment Pte senilai US$ 700 juta menjadi default.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Nov 2014, 17:38 WIB
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Bakrie yakin pihaknya tetap mendapatkan dukungan kreditur untuk menyelesaikan utangnya. Aset kualitas PT Bumi Resources Tbk akan menjadi salah satu penopang perusahaan.

Juru bicara grup Bakrie, Chris Fong menuturkan, kreditur memahami perbaikan yang dilakukan memang tidak mudah. Namun, Chris menilai, kreditur mengetahu aset kelas PT Bumi Resources Tbk.

"Diskusi umum menunjukkan kreditur memahami tidak ada perbaikan mudah. Mereka tahu aset kelas dunia. Harga batu bara memang perlu naik, dan akan naik," ujar Chris, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Rabu (12/11/2014).

Harga batu bara telah jatuh 26,6 persen menjadi US$ 61,85 per ton pada 2014. Angka ini menurun 51 persen sejak akhir 2010.
Fong mengatakan,  penurunan peringkat itu diberi dalam kondisi pasar yang sulit. Industri batu bara sedang berubah, dan aset kualitas yang dimiliki PT Bumi Resources Tbk akan bertahan dan menjadi lebih kuat.

Standard & Poor's, lembaga pemeringkat internasional menurunkan peringkat surat utang/obligasi anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yaitu Bumi Investment Pte Ltd senilai US$ 700 juta menjadi D, atau default dari CCC.

Anak usaha Bumi tersebut telah gagal untuk membayar kupon bunga sekitar 10,75 persen dari penerbitan obligasi US$ 700 juta tersebut pada 7 November 2014.  Lembaga pemeringkat ini juga menilai, Bumi Resources mengindikasikan kepada wali amanat obligasi kalau belum dapat membayar hingga 28 November 2014.

Selain itu, S&P juga mengalihkan rating dari CreditWatch, dan menggantikannya dengan implikasi negatif pada 13 Agustus 2014.
Tak hanya itu saja, S&P juga memberikan rating SD atau selective default untuk peringkat utang korporasi dalam jangka panjang dan ASEAN untuk PT Bumi Resources Tbk. Di waktu yang sama, peringkat CCC- juga dipertahankan untuk obligasi yang diterbitkan Bumi Capital Pte senilai US$ 300 juta. Obligasi ini juga dijamin oleh PT Bumi Resources Tbk.

"Kami menurunkan peringkat surat utang US$ 700 juta karena Bumi Resources sebagai penjamin telah gagal untuk membayar bunga dengan waktu 30 hari," ujar Analis S&P Vishal Kulkani, seperti dikutip dari situs S&P, Rabu (12/11/2014).

Manajemen BUMI harus membayar bunga obligasi pada 6 Oktober 2014, dan perusahaan memiliki tenggat waktu sampai 7 November 2014. Akan tetapi, perseroan belum dapat memenuhi kewajibannya.

Manajemen Bumi Resources menginformasikan kalau para wali obligasi bahwa hal itu tidak dapat melakukan pembayaran bunga setidaknya 28 November 2014 karena masalah modal kerja.

Pada perdagangan saham hari ini pukul 15.14 WIB, saham BUMI turun 4,24 persen menjadi Rp 113 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 2.230 kali dengan nilai transaksi harian saham Rp 14,6 miliar. (Ahm/)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya