Liputan6.com, Jakarta Pesawat Rajawali 738 dari Abu Dhabi tiba di bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Tak seperti biasanya, hari ini pilot melaporkan kalau dia membawa dua Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Liberia yang diduga terinfeksi ebola.
Turun dari pesawat, dengan sigap petugas membawa dua orang (laki-laki dan perempuan) pasien suspek yang mendadak mengalami demam dan sakit kepala itu ke posko pengendali di bandar udara dan melakukan pemeriksaan di ruang isolasi.
Advertisement
Sejumlah petugas juga disemprotkan disinfektan untuk mencegah penularan penyakit. Baru setelah itu, mereka memeriksa kedua pasien tersebut. Dan mereka dibawa ke RS.
Sejumlah wartawan pun ikut sibuk mengingat virus ini telah membunuh setidaknya 5.000 korban dengan lebih dari 13.000 kasus. Kementerian Kesehatan pun ikut memberikan keterangan pers terkait kasus tersebut.
Serangkaian kasus ebola ini ternyata merupakan simulasi ebola pertama di Indonesia. Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan, simulasi ini dilakukan untuk melihat kesiap siagaan petugas kesehatab dan fasilitas kesehatan.
"Kita tidak ada pesawat dari Afrika ke Indonesia. Pesawat itu berhenti di Timur Tengah, Kuala Lumpur, Singapura kemudian baru di Indonesia. Tadi sudah disimulasikan, jadi mau nggak mau harus siap," kata Menkes di lapangan silang Monas, Jakarta, Rabu (12/11/2014).
Yang jelas, menkes menekankan bahwa saat ini penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Bandara yang jadi pintu masuk orang asing diperketat. Selain itu, sejumlah petugas kesehatan juga banyak dilatih untuk bisa menangani ebola.