Liputan6.com, Jakarta - Pengisi kursi Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) masih menjadi teka teki. Namun Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan sudah mengantongi tujuh kandidat jabatan strategis itu.
"Ada tujuh (calon Dirut Pertamina)," kata dia singkat saat ingin menutup acara U.S-Indonesia Investment Summit, Jakarta, Rabu (12/11/2014).
Meski tak ingin menyebut identitas kandidat tersebut, Rini mengaku, proses seleksi terhadap tujuh calon ini masih berlangsung. Mereka harus melalui serangkaian tes untuk menentukan orang nomor satu di BUMN Migas itu.
"Sekarang sudah dalam proses, di mana kandidat ini harus melakukan proses assessment dulu, lalu kemudian di interview. Baru nanti diajukan," paparnya.
Rini memastikan, pihaknya bakal menunjuk satu Dirut Pertamina sebelum batas waktu yang ditentukan. "Deadline-kan tanggal 30 November 2014, kita ajukan sebelum tanggal 30," tukas Rini.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Migas Indonesia (KSPMI) Faisal Yusra sebelumnya mengingatkan calon Dirut Pertamina harus diduduki orang yang memiliki latar belakang migas, yang mengerti soal teknis dalam rangka mengekspansi dan menambah cadangan BBM.
Advertisement
"Jangan kita kembali pada ungkapan Laksamada Sukardi, zaman dulu bahwa 'Monyet' pun memimpin Pertamina untung. Itu berbahaya, artinya suka-suka siapa saja yang menjadi direksi Pertamina itu,"cetus Faisal.
Harus Mengerti Migas
Terkait dengan calon pemimpin perusahaan migas tersebut, Wakil Ketua Kadin bagian Perdagangan, Chris Kanter mengatakan pengusaha akan mendukung siapapun calon Dirut Pertamina asalkan memiliki kompetensi di sektor migas.
"Saya mendukung siapapun calon Dirut Pertamina yang baru. Kriteria yang jelas untuk pemimpin perusahaan minyak sebesar Pertamina haruslah orang yang berkompeten di bidangnya, minyak dan gas," ujar Chris.
Seperti diketahui, nama-nama calon Dirut Pertamina yang sedang menjalani fit and proper test antara lain Budi Sadikin (Dirut Bank Mandiri), Sunarso, (Direksi Bank Mandiri), Zulkifli Zaini (Mantan Dirut Bank Mandiri), Fahmi Muhtar (Mantan Dirut PLN), Dwi Sucipto, (Dirut Semen Indonesia), dan Rinaldi Firmansyah (Mantan Dirut Telkom) yang dilakukan secara tertutup.
"Pokoknya mau itu proper test nya terbuka atau tertutup urusan pemerintah. Yang penting, Dirutnya harus memiliki kompetensi di bidangnya dan bisa bertanggung jawab," pungkasnya.
Senada dengan hal tersebut, Direktur Eksekutif Energy Watch Ferdinand Hutahaean mengkritisi salah satu calon Rinaldi yang dinilai memiliki catatan yang harus jadi pertimbangan pada saat menjadi Dirut Telkom terkait kasus Pengadaan Internet Kecamatan.
Menurutnya, akan sangat berbahaya ketika Dirut perusahaan plat merah sekaliber Pertamina memiliki karakter yang politis. Tentu itu akan berdampak negatif bagi perusahaan.(Fik/Ndw)