Ruang Sepeda Motor Dipersempit di Jakarta, Penjualan Turun?

Sepeda motor dinilai masih menjadi moda transportasi yang ideal karena belum adanya angkutan umum yang baik.

oleh Gesit Prayogi diperbarui 13 Nov 2014, 16:15 WIB
Yamaha WR250R ditetaskan dengan memadukan kemampuan roda dua di jalur offroad dan Supersport R-Series.

Liputan6.com, Jakarta - Rencana Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan uji coba larangan melintas bagi pemotor di sejumlah ruas jalan dinilai tak bakal berdampak pada penjualan roda dua.

Asisten GM Pemasaran PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Muhammad Masykur, menganggap, sepeda motor masih menjadi moda transportasi yang ideal karena belum adanya angkutan umum yang baik.

"Sekarang posisinya gini. Apakah kalau kemudian naik angkutan mereka tak pakai sepeda motor? Kan tidak. Untuk mendapatkan akses ke transportasi pasti masih naik motor," ucapnya yakin.

"Isu ini kan bukan baru hari ini saja. Tapi dari beberapa tahun sebelumnya sudah mulai gencar wacananya," lanjut Masykur kepada Liputan6.com.

Data Asoisasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mengungkap, penjualan sepeda motor nasional (domestik dan eskpor) hingga Oktober 2014 telah mencapai 6,7 juta unit.

Adapun, sepeda motor berjenis skutik masih mendominasi dengan kontribusi 66,29 persen, atau laku sebanyak 4.481.596 unit. Sepeda motor di kelas underbone atau bebek mencatatkan angka penjualan sebanyak 1,3 juta unit dan untuk tipe motor sport memiliki kontribusi sebesar 954.462 unit terhadap seluruh penjualan motor sepanjang Januari-Oktober 2014.

Honda masih bertengger sebagai penguasai pasar dengan market share 62,92 persen, atau mampu membukukan penjualan sebanyak 4.2 juta unit. Sementara Yamaha berada di urutan kedua dengan penjualan 2 juta  unit, atau pangsa pasar 31,06 persen. (Gst/Des)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya