Liputan6.com, Nar Pyi Taw- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, Indonesia tidak akan menjadi pasar semata, tetapi juga harus menjadi bagian penting dari rantai produksi regional dan global. Selain itu, pemerintah juga tetap berkomitmen untuk memajukan kerja sama ASEAN termasuk dalam mewujudkan masyarakat ekonomi ASEAN 2015 (MEA 2015).
" Indonesia di bawah pemerintahan saya terbuka untuk bisnis. Namun, Indonesia, seperti negara berdaulat manapun harus memastikan kepentingan nasionalnya tidak dirugikan," ujar Jokowi saat berbicara pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-25 ASEAN di Nar Pyi Taw, seperti dikutip dari situs Setkab, Kamis (13/11/2014).
Advertisement
Oleh karena itu, ASEAN harus bekerja sama mengatasi tiga hal utama. Pertama, mempercepat pembangunan infrastruktur dan konektivitas di negara-negara ASEAN, antar negara ASEAN, antara ASEAN dengan negara-negara mitra, melalui percepatan implementasi Masterplan on ASEAN connecitivity.
Kedua meningkatkan kerja sama investasi, industri dan manufaktur lebih erat di antara negara-negara ASEAN. Ketiga, meningkatkan perdagangan intra-ASEAN yang saat ini masih cukup rendah yakni 24,2 persen. Dalam lima tahun ke depan, Presiden Jokowi mengharapkan intra-ASEAN setidaknya bisa mencapai 35 persen-40 persen.
Presiden juga menyampaikan pentingnya meningkatkan produk domestik bruto (PDB) ASEAN dua kali lipat, dari US$ 2,2 triliun menjadi US$ 4,4 triliun pada 2030. Selain itu juga mengurangi separuh angka kemiskinan di kawasan pada 2030 dari 18,6 persen menjadi 9,3 persen.
Ia mengemukakan, bagi Indonesia, ASEAN adalah wadah membangun kerja sama yang bermanfaat bagi rakyat, bagi pembangun negara, dan perdamaian serta stabilitas di kawasan.
Namun Presiden Jokowi mengingatkan untuk mewujudkan masyarakat ekonomi ASEAN diperlukan peningkatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara ASEAN.
"Indonesia ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi 7 persen di tahun-tahun mendatang," tutur Jokowi. (Ahm/)